Khoirunnisa, S.E.I
Dikutip dari detikhealth.com (31/10/24), memberitakan bahwa kondisi Palestina kian merana. Saat ini hanya satu dokter yang tersisa di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara setelah staf medis fasilitas tersebut ditangkap atau dievakuasi oleh tentara Israel. “Hanya ada satu dokter anak yang tersisa di rumah sakit dari semua spesialisasi,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency.
Konflik penindasan dan pembantaian yang di lakukan Israel senantiasa bergerak massif. Dari semua itu, Gaza Utara merupakan wilayah yang mengalami kerusakan terparah akibat perang dan telah dikepung oleh penjajah Zion*s sejak akhir 2023, menyusul serangan Badai Al-Aqsa. Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Jalur Gaza mencapai 42.603 orang. Sedangkan 99.795 orang terluka. Selain itu, lebih dari seribu orang diduga syahid terkubur di bawah reruntuhan bangunan. Warga yang masih hidup harus menghadapi kelaparan dan pengungsian. Dan kini, kita ketahui, konflik melebar hingga ke Iran dan Lebanon. Selanjutnya kita bertanya-tanya.. kapan kah ini berakhir?
*Belenggu Nasionalisme, Penghambat Solusi Tuntas*
Miris, di tengah serangan Israel yang menghancurkan wilayah Gaza, pemimpin negara di dunia tak mampu melakukan bantuan nyata. Bahkan beberapa negara sama seperti PBB, yang hanya bisa mengucapkan turut sedih, dan mengecam. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) hanya bisa mendesak Zion*s Israel untuk mengikuti perintah pengadilan tinggi PBB agar mencegah genosida di Gaza. Yordania juga hanya mengecam. Negara Arab dan muslim lainnya malah bungkam.
Ham*s menyatakan bahwa diamnya dunia Arab dan komunitas internasional menjadikan Zion*s Israel terus melakukan kejahatan perang dan pembantaian terhadap warga Palestina. Hamas meminta dunia Arab dan Islam, PBB, dan badan-badan internasional lainnya untuk menghentikan “holocaust” yang dilakukan oleh “Nazi baru” (Israel).
Sungguh bungkamnya Arab dan dunia Islam merupakan pengkhianatan luar biasa terhadap saudara kita sesama muslim di Palestina. Semuanya terjadi karena terbelenggunya rasa Nasionalisme yang mengakar di negeri-negeri muslim sejak runtuhnya Institusi pemersatu ummat di tahun 1924, yaitu Kekhilafahan Islamiyah.
Lihatlah.. sudah 75 tahun penjajahan entitas Yahudi atas Palestina. Dan ini bukti bahwa sekat negara bangsa atau nasionalisme adalah penghalang terbesar bagi penguasa negeri-negeri muslim mengirimkan tentara militernya memerangi entitas Yahudi
Melihat kondisi Palestin saat ini, selayaknya teringat dengan firman Allah Swt. di dalam QS Al-Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.“. maka solusi dan bergerak yang nyata dalam membela Palestina adalah dengan mengerahkan militer untuk jihad fisabilillah.