Opini

Urgen Masalah Pendidikan, Perlu Segera Ditangani 

78

Oleh : Tuti Sugianti
Praktisi Pendidikan

Masalah pendidikan di Balikpapan sudah termasuk urgent. Satu di antara masalah di bidang pendidikan adalah kurangnya jumlah SMA/SMK negeri. Dari data yang tercatat, jumlah SMPN di Kota Balikpapan ada sekitar 28 sekolah. Sementara untuk jenjang di atasnya, hanya 15 SMA/SMKN. Jika dirincikan lagi, maka hanya terdapat 9 SMA dan 6 SMK saja. Dari jumlah itu, tentu saja tidak mampu menampung seluruh siswa lulusan SMP di seluruh kota Balikpapan.

Dalam sistem kapitalis sekarang, dunia pendidikan sudah tidak memandang lagi bahwa pendidikan harus disediakan sebaik mungkin bagi semua masyarakat  sehingga tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan yang layak

Di beberapa sekolah, ada bangunan dari segi fisik sarana prasarana kurang layak, apalagi output kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Sistem pendidikan sekuler yang menihilkan peran agama tercermin pada visi, misi, kurikulum, program, metodologi pengajaran hingga indikator output dan outcome sekolah. Keseluruhan komponen itu dikaitkan dengan orientasi kehidupan duniawi semata. Sama sekali mengabaikan tujuan kehidupan ukhrawi. Dengan kata lain sistem pendidikan sekuler mengabaikan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Penerapan sistem pendidikan yang sekuler terbukti telah gagal melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa. Akibatnya, tindak kriminal, khususnya yang dilakukan remaja/pelajar, makin meningkat.
Dominasi sistem pendidikan sekuler di tengah-tengah kaum Muslim sangat rentan menjadi generasi amoral, bahkan kriminal. Akibatnya, di kalangan remaja/pelajar akhir-akhir ini marak kasus pornografi, seks bebas, narkoba, tawuran dan kejahatan lainnya.

Sistem Pendidikan Islam Sebagai Solusi
Dalam pandangan Islam, pendidikan bukanlah sekadar media transfer ilmu pengetahuan. Pendidikan juga merupakan “alat” pembentuk kepribadian islami, yakni pembentuk pola pikir islami dan pola sikap islami, pada peserta didik. Pola pikir islami berkaitan dengan pemahaman peserta didik terhadap hukum-hukum Islam (wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram). Pola sikap islami berkaitan dengan perilaku peserta didik yang sesuai dengan hukum Islam di semua aspek kehidupan.

Sistem pendidikan Islam memiliki karakteristik yang didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Tujuan utamanya adalah membentuk kepribadian Islam pada peserta didik. Kepribadian islami (asy-syakhshiyyah al-islâmiyyah) sebagai hasil dari pendidikan Islam memiliki dua karakter utama, yakni pola pikir islami (al-‘aqliyyah al-islamiyyah) dan pola sikap islami (an-nafsiyyah al-islâmiyyah).

Sistem pendidikan Islam dimulai oleh Rasulullah saw. Beliau mengajarkan hukum-hukum Islam kepada kaum Muslim, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Islam mendidik setiap generasi dan angkatan. Rasulullah saw. dan para Sahabat mengislamkan hampir semua kalangan. Mereka mengajarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah kepada segenap lapisan masyarakat. Dengan itu lahirlah generasi ulul albab yang cerdas dan shalih.

Contoh bahwa Islam tetap memperhatikan ilmu pengetahuan umum (sains).
1). Rasulullah saw., pernah mengizinkan dua orang Sahabat beliau pergi ke Yaman untuk mempelajari teknik membuat senjata yang bernama dabbabah.
2). Rasulullah saw. mendorong kaum Muslim untuk mengembangkan teknik pembuatan busur panah dan tombak.
3). Rasulullah saw. menganjurkan para wanita saat itu untuk mempelajari ilmu tenun, menulis dan merawat orang-orang sakit (pengobatan).
4). Rasulullah saw. memerintahkan para orangtua agar mengajarkan kepada anak-anak mereka olahraga memanah, berenang dan menunggang kuda.

Exit mobile version