Opini

Tujuan Pendidikan: Sistem Sekuler vs Islam

94

Oleh Eviyanti

Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi

“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari,” salah satu peribahasa yang mempunyai makna guru itu harus memberi contoh yang baik kepada muridnya, karena murid akan mengikuti setiap tindak dan laku gurunya. Artinya guru harus menjadi teladan bagi muridnya, seorang guru harus memberikan contoh yang baik bagi peserta didiknya. Seorang guru pun harus menjadi role model yang baik bagi anak didiknya, yang dapat dicontoh, dan diidolakan. Seorang guru haruslah menjadi orang pertama yang mengetahui dan mempraktikkan nilai-nilai baik sebelum ia ajarkan kepada siswanya. Namun, lain halnya dengan guru kesenian di Kabupaten Bandung ini. Seperti yang dikutip oleh media online tribunjabar.id.bandung, pada hari Senin (14-10-2024), Seorang guru kesenian di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditangkap setelah melakukan tindakan pelecehan kepada muridnya.

Kombes Pol Kusworo Wibowo selaku Kapolresta Bandung, menjelaskan bahwa oknum guru kesenian ini berinisial K umur 54 tahun telah ditangkap atas tindak pidana persetubuhan terhadap muridnya yang masih di bawah umur. Tindak pidana pelecehan ini dilakukan K pada bulan Juli 2024 kepada anak didiknya di masjid sekolah saat usai pembelajaran.

Sungguh miris. Berulangnya kembali kasus pelecehan seksual guru terhadap murid menunjukkan adanya penurunan kapasitas dan kualitas akademisi, khususnya di komunitas guru. Sebagaimana juga yang terjadi pada kasus guru-murid di Gorontalo. Banyaknya kasus yang terjadi di dunia pendidikan, tak lepas dari tidak adanya peran negara. Ini salah satu buah dari penerapan sistem pendidikan sekuler. Di mana sistem ini hanya melahirkan guru dan murid yang berorientasi pada tujuan dan target materi semata, tetapi minim terhadap nilai-nilai agama. Pendidikan sekuler hanya fokus pada nilai tinggi di bidang akademik saja, untuk nilai agama sangat minim. Alhasil, lahirlah generasi yang minim akhlak, jauh dari pemahaman agama, tidak paham dengan hukum-hukum Allah, sekalipun dia mempunyai nilai tinggi di akademiknya.

Sedangkan dalam Islam tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam dan guru adalah sebagai suri teladannya. Akidah Islam menjadi dasar/landasan sistem pendidikan sehingga aktivitas/perilaku yang bertentangan dengan akidah Islam tidak akan ditolerir sedikit pun.

Dalam sistem Islam ada lima tujuan yang harus diraih ketika kita melakukan pendidikan pada anak-anak:

Pertama, membentuk kepribadian yang islami. Menjadi anak-anak yang saleh/salihah, yang bertakwa, mengerti hukum-hukum Allah, membentuk kepribadian islami.

Mengarahkan seorang anak mempunyai pola pikir yang islami. Selalu memandang apapun dari sudut pandang Islam, halal haram, boleh atau tidak boleh menurut Islam. Dan menjalankannya karena dorongan iman.

Exit mobile version