Oleh. Puspita Indah Ariani, S. Pd.
(Aktivis Muslimah Kalsel)
Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan berita kejutan ultah (ulang tahun) berujung maut. Keceriaan berakhir dengan penyesalan yang mendalam. Tren kejutan ultah yang dilakukan ternyata merenggut nyawa.
Peristiwa naas dialami oleh Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Fajar Nugroho, 18 tahun meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024. Umar Mustofa selaku Kepala Kepolisian Sektor Cawas Ajun Komisaris mengatakan bahwa peristiwa tragis itu terjadi ketika korban dan teman-temannya yang tergabung dalam OSIS sekitar 30 orang melakukan pertemuan di sekolah. Beliau juga mengatakan bahwa setelah diceburkan ke dalam kolam, korban berusaha naik ke atas. Tetapi nahas, korban menginjak kabel listrik yang terpasang di kolam sekolah dan tersengat arus listrik. (tempo,10/07/2024)
Pihak keluarga korban menganggap insiden kejutan ulang tahun yang berujung maut sebagai musibah. Akan tetapi polisi tetap melakukan pemeriksaan terhadap beberapa teman korban. Enam orang yang diperiksa, empat orang diantaranya merupakan teman dalam kegiatan OSIS sudah dilakukan klarifikasi. (Kompas.tv, 11/07/2024)
Remaja saat ini menjadikan kejutan perayaan ulang tahun sebagai tren dan sebagai bentuk eksistensi diri. Namun, kejutan yang diberikan kadang-kadang berlebihan dan menyebabkan yang sedang berulang tahun mengalami trauma, cedera serius dan yang paling tragis adalah kematian. Eksistensi diri di kalangan remaja saat ini sudah salah kaprah, menjurus pada aksi yang aneh-aneh dan berbahaya.
Perilaku remaja sering kali dilakukan spontan, tidak diiringi dengan pemikiran yang mendalam dan benar. Karena tidak memahami atas kaidah berpikir dan beramal, serta adanya pertanggung jawaban atau konsekuensi atas setiap perbuatan. Cenderung abai atas risiko yang kemungkinan terjadi. Sering kali perbuatan yang dilakukan sekadar bersenang-senang dan jauh dari produktif.
Perilaku remaja saat ini dipengaruhi oleh sistem sekuler yang diterapkan. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang memberikan kebebasan tanpa adanya aturan yang mengikat. Sistem pendidikan sekuler gagal membentuk karakter dan mental yang kokoh pada diri remaja.
Kehidupan remaja saat ini jauh dari akidah Islam. Pemikiran remaja saat ini telah dirusak. Akhirnya remaja tumbuh menjadi masyarakat yang liberal. Sehingga mudah terjebak dengan budaya asing yang bertentangan dengan Islam.