Opini

Transformasi Generasi Akibat Paparan Pornografi, Dari Konsumen Menjadi Pelaku

120
×

Transformasi Generasi Akibat Paparan Pornografi, Dari Konsumen Menjadi Pelaku

Sebarkan artikel ini

 

Oleh Ndarie Rahardjo
Aktivis Muslimah

Perkembangan teknologi dan akses internet yang semakin mudah membuat anak-anak dan remaja terpapar berbagai konten yang tidak sesuai dengan usia mereka, salah satunya adalah pornografi. Dengan tingginya aksesibilitas terhadap konten pornografi, muncul kekhawatiran terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, khususnya pada perilaku anak-anak. Salah satu dampak yang paling serius adalah meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh anak.

Paparan terhadap pornografi di usia dini tidak hanya merusak perkembangan psikologis dan moral anak, tetapi juga dapat memicu perilaku agresif, termasuk kekerasan seksual. Pengaruh pornografi ini dapat menormalisasi tindakan kekerasan dan perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan anak-anak, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya kejahatan di kalangan remaja.

Banyaknya kasus kejahatan yang terjadi disebabkan oleh kecanduan pornografi dimana sangat mudah diakses hanya dengan menggerakkan ujung jari telunjuk, sebagaimana kejahatan yang telah dilakukan oleh pelaku pemerkosa dan pembunuhan siswi SMP di Palembang oleh 3 remaja karena kecanduan film dewasa.(Tvonenews.com, 8/9/2024)

Menurut Kemenkominfo, Usman Kansong, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) mengatakan kementerian menemukan 5 juta konten pornografi, termasuk bermuatan anak-anak, di dunia maya. Konten muncul di media online dan juga permainan atau game online yang begitu mudah diakses anak-anak saat ini.
“Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat kedua di ASEAN,” kata Usman Kansong. (Bisnis.com)

Tentu saja ini adalah temuan yang mencengangkan sekaligus peringatan keras, bahwa di balik angka itu pasti jauh lebih besar lagi jumlahnya, karena tidak semua kejadian dilaporkan, seperti fenomena gunung es yang hanya terlihat puncaknya saja.

Dampak Pornografi terhadap Perilaku Anak

1. Pengaruh pornografi terhadap perkembangan psikologis dan otak anak.
Paparan pornografi di usia dini dapat merusak perkembangan psikologis anak, mengganggu pembentukan konsep diri (karakter) dan relasi sosial yang sehat. Anak yang terpapar pornografi cenderung memiliki pandangan yang salah tentang hubungan seksual, menganggap perilaku yang ditampilkan dalam konten tersebut sebagai hal yang normal dan dapat diterima dalam kehidupan nyata.

Kecanduan pornografi juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada otak anak. Saat melihat berbagai konten yang mengandung pornografi, maka otak akan merespon penuh oleh hormon dopamin. Hormon ini membuat otak merasa lebih tenang dan senang, serta dapat menyebabkan kecanduan seperti pada penggunaan narkoba, bahkan bisa lebih buruk lagi. Banyaknya hormon dopamin pada otak mendorong seseorang untuk terus mengakses pornografi dengan lebih porno/vulgar lagi dari sebelumnya agar mendapatkan ketenangan dan kesenangan.

Ada beberapa kondisi psikologi pada anak yang mendorong mereka mengakses konten pornografi. Kondisi itu disebut dengan BLAST atau boring (bosan), lonely (kesepian), angry (marah), stress (tertekan), dan tired (lelah). Ketika berada dalam kondisi itu, anak-anak cenderung mencari pelarian ke arah negatif sehingga merugikan dirinya sendiri. (Pusdiknas.polri)

2. Normalisasi kekerasan seksual karena gangguan emosi pada anak.
Konten pornografi sering kali mengandung unsur kekerasan atau pemaksaan, ketika sering diakses/ditonton oleh anak-anak pada akhirnya dapat menormalisasi tindakan kekerasan seksual di mata anak-anak.
Anak-anak yang sering terpapar konten pornografi dapat mengembangkan perilaku agresif dan melihat kekerasan seksual sebagai sesuatu yang biasa. Hal ini dapat memicu mereka melakukan tindakan kriminal, seperti pelecehan atau kekerasan seksual terhadap teman sebaya atau orang lain, juga berisiko mendorong anak untuk terlibat dalam bentuk kekerasan lain di luar konteks seksual, seperti bullying atau pelecehan fisik. Bahkan banyak anak juga terlibat sebagai pelaku dalam penyebaran konten pornografi. Fenomena ini sering terjadi melalui media sosial atau aplikasi perpesanan , di mana anak-anak terlibat dalam kegiatan seperti penyebaran gambar atau video yang bersifat pornografi. Anak-anak bertransformasi yang dari awalnya sebagai konsumen saja berubah menjadi pelaku/produsen konten porno.

3. Menurunnya empati dan kesadaran sosial.
Pornografi yang obyek utamanya mengekspose tubuh manusia, khususnya perempuan, dan menjadikan manusia sebagai objek pemuas nafsu, dapat menyebabkan anak kehilangan rasa empati terhadap orang lain dan tidak mampu memahami atau merespons perasaan orang lain dengan benar.

Anak-anak yang terpapar pornografi mungkin melihat orang lain sebagai objek, bukan sebagai individu yang memiliki nilai dan hak, yang pada akhirnya mendorong perilaku tidak bermoral dan kejahatan.

Kejahatan Anak Meningkat Akibat Pengaruh Pornografi?

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ada 66,6 persen anak laki-laki dan 62,3 persen anak perempuan di Indonesia menyaksikan kegiatan seksual (pornografi) melalui media daring (online).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *