Opini

Toleransi Tanpa Mengorbankan Aqidah Islam

51
×

Toleransi Tanpa Mengorbankan Aqidah Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh : Sri Nawangsih
(Ibu Rumah Tangga)

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 menjadi peristiwa penting, setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Paus mengadakan misa agung di Gelora Bung Karno, yang dihadiri oleh ribuan umat Kristiani. Namun, prosesi penyambutan tersebut memicu polemik di kalangan umat Islam karena dinilai melampaui batas akidah Islam.

Kontroversi dimulai dari surat permohonan dukungan kepada Kementerian Agama untuk menyiarkan misa Paus di televisi nasional, dengan mengubah format penanda waktu maghrib. Selain itu, ada agenda pembacaan Injil dan Al-Qur’an di Masjid Istiqlal serta penandatanganan dokumen toleransi. Prosesi ini dianggap mendorong sinkretisme, pluralisme, dan humanisme yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Sinkritisme/ mencampuradukkan ajaran agama jelas mencampur adukkan yang haq dengan yang batil, yang jelas-jelas Allah larang dalam Qs Al-Baqarah: 42. Lalu Prulalisme/ ajaran bahwa semua agama sama bertentangan secara total dengan Aqidah Islam. Majelis Ulama Indonesia telah mengharamkan pluralisme dalam Munas MUI 2005. Humanisme menekankan kemanusiaan sebagai pusat, tanpa melibatkan peran agama, juga bertentangan dengan ajaran Islam yang menempatkan Allah sebagai pusat kehidupan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *