Opini

Solusi Banjir dengan Edukasi, Cukup kah?

147

Oleh Eka Mas Supartini
Praktisi Kesehatan dan Pegiat Literasi

Musim penghujan merupakan musim yang kedatangannya hampir selalu berdampingan dengan banjir, salah satu daerah yang menjadi langganan banjir adalah beberapa wilayah di kabupaten Bandung, Jawa Barat. Deputi bidang pencegahan BNPB, Prasinta Dewi mengatakan kepada pemerintah kabupaten Bandung untuk memperbanyak satuan pendidikan aman bencana (SPBA). (antaranews.com, 26/11/2024)

Mengapa Banjir terus Berulang?

Banjir adalah peristiwa berlimpahnya air hingga meluap ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang ada.

Salah satu faktor penyebab terjadinya banjir adalah kurangnya resapan air yang jatuh ke tanah, kurangnya air yang dialirkan ke sungai untuk nantinya bermuara di laut. Adapun faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti amburadulnya tata letak pemukiman warga, pembangunan gedung-gedung sekolah serampangan, tidak mengikuti kaidah AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan), kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, dan tidak seriusnya pemerintah dalam pengelolaan sampah, serta kurangnya peran pemerintah dalam mengatur regulasi pembangunan dan tata kota.

Seolah menjadi masalah musiman, masalah banjir selalu ada setiap musim penghujan. Adapun, pemberian edukasi untuk aman bencana banjir tidak salah, namun hal tersebut tidaklah cukup dengan dibentuknya satuan pendidikan aman bencana (SPBA).

Di sisi lain, banjir yang terus berulang seolah menunjukan bahwa pemerintah abai terhadap kewajibannya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Tidak ada tindakan strategis dari pemerintah untuk menanggulanginya dengan serius. Padahal, ada banyak dampak buruk yang diakibatkan banjir, seperti faktor kesehatan, infrastruktur, ekonomi, sosial. Pemerintah seolah berlepas diri dari tanggung jawabnya sebagai pengurus umat.

Dengan datangnya musim penghujan, membuat warga menjadi was-was dengan ancaman banjir, mereka beraktivitas dengan diselimuti cemas. Dan saat terjadi banjir, mereka berjibaku mengamankan harta benda mereka yang tergenang air, bahkan keamanannya pun tidak terjamin. Begitupun dengan aktivitas untuk mencari nafkah menjadi terganggu, tak ketinggalan penyakit-penyakit pun dapat bermunculan.

Kapitalisme, Sistem yang Merusak

Pengelolaan sampah yang tidak diatur dengan baik, bahkan seolah tidak diperhatikan dan tidak diatur oleh para pemangku kebijakan, kemudian pembangunan dan tata kota yang seolah dikerjakan serampangan, ditambah penebangan pohon dan penggundulan hutan yang begitu brutal merusak lingkungan dengan dalih pengembangan wilayah, dibiarkan bahkan menjadi salah satu proyek strategis pemerintah, sehingga menambah banyaknya regulasi yang justru merugikan masyarakat dan merusak lingkungan, hal tersebut adalah sedikit persoalan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalis yang tidak berpihak pada rakyat. Sebuah sistem yang hanya berpihak pada para pemilik modal yang hanya mementingkan keuntungan materi saja, sehingga mengenyampingkan dampak buruk yang akan ditimbulkan di kemudian hari.

Dalam sistem kapitalis, kehidupan penuh dengan persaingan untuk mendapatkan keuntungan materi sebanyak mungkin. Bagi orang-orang yang tidak dapat bersaing, maka ia akan tertindas dan bahkan menjadi miskin. Hal tersebut terjadi karena semua orang memiliki tujuan hanya untuk dirinya sendiri atau kelompoknya, sehingga setiap kebijakan jika dirasa tidak memberikan keuntungan secara materi maka tidak akan diindahkan. Sebaliknya, setiap pembangunan atau pengembangan suatu daerah kawasan jika memberikan keuntungan materi yang besar, maka dengan segala cara akan ditempuh agar semua tujuannya tercapai seolah tidak mempedulikan kerusakan-kerusakan yang akan ditimbulkan.

Hal tersebut memberikan gambaran pada kita bahwa begitu banyak dampak buruk yang ditimbulkan ketika pengelolaan lahan dan pengelolaan hajat hidup banyak orang diserahkan pada para kapitalis.

Exit mobile version