Opini

Rumah Moderasi Membahayakan Akidah Umat dan Generasi

109
×

Rumah Moderasi Membahayakan Akidah Umat dan Generasi

Sebarkan artikel ini

Oleh Rahma

Rumah Moderasi Beragama pertama kali diresmikan Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri ( PTKIN ), terletak di Kampus 3 Universitas Islam Negeri ( UIN ) Sunan Gunung Djati Bandung, pada bulan Nopember 2019 ( Sumber Kemenag RI). Gedung tersebut diharapkan bisa dijadikan tempat untuk belajar tentang apa itu moderasi beragama.

Kemudian beberapa Rumah Moderasi didirikan lagi di beberapa wilayah lain.
Seperti baru saja di kota Malang, Universitas Brawijaya (UB) melalui UPT. Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT. PKM) meluncurkan “Griya Moderasi Beragama” di Gazebo Raden Wijaya.
Timesindonesia.co.id, Rabu (11/12/2024).

*Apakah Rumah Moderasi Solusi Tuntas Untuk Mewujudkan Kerukunan Beragama ?*

Rumah Moderasi (RM) adalah salah satu gagasan yang dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan potensi konflik terkait isu agama yang sering bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Rumah Moderasi didirikan di berbagai kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagai terobosan besar untuk mewujudkan kerukunan beragama. Maraknya pendirian Rumah Moderasi ini menunjukkan cara pandang negara yang menganut sistem kapitalis sekuler dalam menyelesaikan konflik.

Padahal sejatinya upaya tersebut *bukan solusi*. Mengingat Moderasi Beragama justru upaya untuk menjauhkan umat dari aturan agamanya (Islam). Karena prinsip-prinsip yang diajarkan sangat bertentangan dengan Islam yang lurus.
Pedirian Rumah Moderasi menguatkan program moderasi beragama yang merupakan arus global untuk menghadang bangkitnya Islam. Karena sesungguhnya sampai kapanpun mereka tidak rela jika kejayaan Islam kembali tegak di muka bumi ini. Moderasi Beragama adalah proyek besar kaum barat yang ingin memecah belah kaum muslim.

Tak tanggung-tanggung dana yang sangat besar selalu digelontorkan untuk membiayai program ini.
Pengalihan pemikiran umat ke Islam Moderat terus dilakukan kepada kaum muda dan cendekiawan muslim melalui program pendidikan, pelatihan dan penelitian.

Umat Muslim diarahkan untuk mempunyai pemikiran bahwa sikap fanatik berlebihan terhadap agama (Islam) akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebutan Islam Radikal terus digaungkan dan dimonsterisasi. Hal ini tentunya umat muslim semakin tidak nyaman jika ingin tetap memegang teguh syariat Islam. Karena sebutan Radikal dan tidak punya toleransi dilekatkan pada mereka yang ingin menjalankan aturan Allah swt secara menyeluruh dalam hidupnya. Alih-alih ingin mewujudkan kerukunan malah menjadi ajang perpecahan di tengah umat.

Rapuhnya akidah umat saat ini sangat memprihatinkan. Seperti gencarnya berbagai pemahaman yang bisa merusak akidah generasi. Paham pluralisme yang mengajak umat mempunyai pemikiran bahwa semua agama adalah benar sangatlah berbahaya. Karena mencampur adukkan iman dan kekufuran, hak dan yang batil. Kerancuan berpikir seperti ini akan membuat umat semakin jauh dari ajaran agamanya (Islam).

Maka penting bagi umat untuk menyadari siapa yang menyebabkan konflik dan mencari solusi Islam dalam menyesaikannya.
Karena sebenarnya Islam sudah memiliki konsep hidup bertoleransi yang bisa dijalankan tanpa melanggar syariat dari Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *