Opini

Refleksi Maulid: Keteladanan Kepemimpinan Membangun Peradaban

185
×

Refleksi Maulid: Keteladanan Kepemimpinan Membangun Peradaban

Sebarkan artikel ini

*Refleksi Maulid : Keteladanan Kepemimpinan Rasulullah Membangun Peradaban*

Oleh : Illa Kusuma N
Aktivis Muslimah

Maulid nabi tidak hanya sebuah momentum perayaan yang tidak memiliki spirit didalamnya. Namun lebih dari itu. Berbicara tentang maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebuah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada seluruh umat manusia atas diutusnya beliau ditengah umat yang notabene hidup dalam kejahiliayahan. Ya, Allah mengutus nabi terakhir sebagai penutup dari rahim seorang ibu yang mulia yaitu Siti Aminah.

Kelahiran beliau memberikan transformasi yang sangat sempurna dalam kehidupan masyarakat Quraisy ketika itu. Transformasi akhlak maupun politik. Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupan masyarakat Quraisy hidup dalam kebodohan, kedzaliman, dan berbagai kerusakan-kerusakan lainnya. Allah mengutus Rasulullah sebagai lentera ditengah gelap, mengubah masyarakat yang krisis moral dan hidup dalam kesyirikan beserta kerusakan lainnya menjadi masyarakat yang bermoral dan dalam keberkahan Allah SWT.

Rasulullah Muhammad diutus untuk membawa syariat Islam dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Maka kaum muslimin wajib untuk meneladaninya. Meneladani beliau hakikatnya adalah dengan mengamalkan seluruh isi Al Quran yang tidak hanya menyangkut aspek ibadah ritual dan akhlak saja, tapi menyangkut seluruh aspek kehidupan, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, maupun pemerintahan.

*Meneladani Kepemimpinan Rasulullah*

Sebagaimana yang kita ketahui, selama kurang lebih 23 tahun sejak beliau diutus, periode dakwah Rasulullah saw. terbagi menjadi dua bagian. Pertama, periode Makkah. Kedua, periode Madinah.

Selama 13 tahun dakwah di Makkah, Rasulullah SAW hanya berdakwah di Mekkah. Selanjutnya, setelah hijrah ke Madinah dan mendirikan Daulah Islam disana untuk pertama kalinya, beliau menjadi penguasa (kepala negara) yang memerankan seluruh fungsi kekuasaan untuk melaksanakan dan menerapkan syariat Islam, bahkan mengemban risalah Islam ke luar negeri dengan dakwah dan jihad. Ini berlangsung sekitar sepuluh tahun hingga beliau wafat.

Oleh karena itu, di antara hal penting dari Rasulullah saw. yang wajib dan layak dicontoh adalah teladan kepemimpinan beliau sebagai penguasa, yakni sebagai kepala negara. Kepemimpinan Beliau sebagai kepala negara ini telah banyak dijelaskan dalam banyak kitab sirah Nabi Saw maupun kitab fiqh.

Rasulullah saw. mengurus dan melayani dengan baik berbagai keperluan rakyat yang beliau pimpin, baik muslim maupun nonmuslim. Beliau memimpin rakyat dengan sangat adil dan penuh kasih sayang. Ini karena hakikat kepemimpinan menurut beliau adalah

“Pemimpin suatu kaum hakikatnya adalah pelayan mereka.” (HR Abu Nu‘aim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *