Opini

Rayakan Kelulusan dengan Pesta Miras, Generasi Kian Liberal dalam Sistem Sekulerisme

144
×

Rayakan Kelulusan dengan Pesta Miras, Generasi Kian Liberal dalam Sistem Sekulerisme

Sebarkan artikel ini

Oleh: Oktavia

(Aktivis Muslimah)

 

Nampaknya semakin hari semakin lesu dunia pendidikan kita, banyak kasus tak kunjung selesai pada dunia pendidikan kita. Biaya pendidikan yang kian hari kian tinggi, perundungan oleh sesama siswa atau oleh oknum guru, gaji pendidik yang diluar kelayakan, korupsi dan masih banyak lagi. Sekali lagi, dunia pendidikan kita sedang sakit, salah satunya terlihat pada momen kelulusan yang terjadi di Purwakarta.

Baru-baru ini telah terjadi pengumuman kelulusan tingkat menengah, moment ini dijadikan dalih oleh beberapa pelajar SMK guna berkumpul bersama untuk merayakan kelulusan. Aksi kumpul- kumpul mereka akhirnya tercium oleh polisi lantaran kedapatan tengah asyik pesta miras (minuman keras) di sebuah penginapan (villa) di Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Radarsukabumi.com (19/05/24).

Bukan satu-dua pelajar, namun mencapai puluhan pelajar yang melakukan hal ini. Menurut Kapolsek Bojong, Polres Purwakarta Ipda Budiman mengatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak 28 pelajar SMK dari Purwakarta, 3 diantaranya siswa (perempuan) SMK, Radarsukabumi.com (19/05/24).

Pasca kejadian diamankannya 28 pelajar SMK saat merayakan kelulusan sekolah dengan pesta miras, Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnain himbau pelajar tidak larut dalam euphoria saat merayakan kelulusan. Selain itu, beliau memerintahkan Kapolsek dan jajarannya guna melakukan komunikasi, kordinasi dan kolaborasi dengan pihak sekolah. Beliau mengimbuhkan, Kapolres juga telah memerintahkan jajarannya untuk patroli. Memantau dan mengawasi warung, kafe atau tempat-tempat nongkrong anak-anak muda. Hal ini dilakukan agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif.

Buah Pendidikan Liberal

Dunia pendidikan, menjadi awal harapan orang tua dan keluarga dapat membantu mencetak anak-anak mereka, menjadi orang yang memahami arti kehidupan, dapat melihat dunia luar dengan bijak dan semakin bermanfaat untuk masyarakat disekitar. Naasnya harapan itu sirna seketika, saat kita melihat dunia pendidikan saat ini. Pasalnya permasalahan timbul tenggelam tanpa ada solusi berarti guna menyelesaikan masalah.

Korban pendidikan inipun bukan satu-dua orang, namun sudah banyak fakta di lapangan yang terpapar secara jelas. Sekali lagi naas, siswa-siswi/ pelajar mereka bukan pelaku namun mereka korban dari sistem pendidikan yang kian hari kian liberal. Kebebasan menjadi landasannya, sekalipun seolah masih ada pagar-pagar norma-norma yang berlaku, namun faktanya banyak dilanggar.

Pelanggaran yang dilakukan pelajar/ siswa-siswi tidak instan mereka lakukan, namun melewati banyak proses hingga akhirnya mereka melakukan pelanggaran seperti halnya diatas (pesta miras). Mulai dari dunia pendidikan sendiri, mereka (para guru) menilai seseorang (murid) pintar atau tidak hanya berdasarkan value-nya, nilai. Tidak sedikit pelajar stres karena dituntut mendapatkan nilai yang tinggi guna mendapatkan penghargaan dari guru dan sekolah, akhirnya mereka melampiaskan dengan cara yang tidak baik (melakukan perundungan terhadap siswa yang dibenci ataupun terhadap guru juga staf sekolah). Disaat Siswa merasa tidak dihargai disekolah, diluaran sana ada yang menganggap mereka istimewa dengan ia bergaul bebas ala-ala barat (nongkrong di cafe, minum miras, pacaran bebas dan memakai narkoba).

Ini realita yang harus kita terima, bahwa dunia pendidikan kita mengalami penyakit yang serius perlu untuk ditangani, tidak bisa hanya dengan memberikan solusi tambal sulam. Nyatanya liberalisme sudah mulai menancap dibenak semua lapisan masyarakat, maka jika ingin masalah kita terselesaikan, kita harus mencabut paham liberal pada semua lapisan dunia pendidikan. Dari Orangtua, pendidikan, Staf pendidik, aparat, sistem juga siswa sendiri sebagai objek dari sistem ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *