Opini

Rafah Memanggil

255
×

Rafah Memanggil

Sebarkan artikel ini

Oleh : Yanti Nirma

“All Eyes On Rafah” slogan ini sangat viral beberapa hari ini. Kecanggihan teknologi AI dlm mendesain gambar yang kemudian menciptakan slogan All Eyes On Rafah dan menjadi viral dan di unggah sebanyak 47juta orang pengguna di Instagram. Sejak di tampilkannya gambar dan slogan itu disamping banyak yang menggunakan sebagai bentuk rasa simpati, unjuk rasa dan juga kecaman terhadap Israel, juga menuai kritik.

Dr Paul Reilly, dosen senior Komunikasi, Media, dan Demokrasi di Universitas Glasgow, mengatakan bahwa beberapa aktivis akan merasa khawatir bahwa gambar tersebut tidak menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Gambar tersebut – yang memperlihatkan padang pasir dan tenda-tenda dengan teks “All Eyes on Rafah” di atasnya – tidak menunjukkan Kota Rafah yang sebenarnya. Yang paling mencolok adalah tidak adanya gambar mayat, darah, foto orang sungguhan, nama, atau pemandangan yang menyedihkan.

Menanggapi kritik tersebut, seniman Malaysia yang menciptakan gambar tersebut – yang dikenal dengan nama shahv4012 – menulis dalam sebuah story Instagram yang dikutip oleh majalah Time, jika ada orang-orang yang tidak puas dengan gambar dan template tersebut Ia meminta maaf jika telah melakukan kesalahan.

Apapun tujuannya yang jelas faktanya membuat simpati dan menarik perhatian banyak pihak. Gambar tersebut sangat bermanfaat karena sesuai dengan moment dan situasi serta konflik yang terjadi saat ini di Rafah Palestina juga sebagai bentuk perlawanan dan unjuk rasa mereka terhadap serangan Israel terhadap Palestina. Karena memang yang terjadi saat ini sejak di lancarkannya serangan udara oleh Israel di tempat pengungsian terakhir yaitu di Rafah, yang merupakan tempat perlindungan terakhir bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina.

Ini adalah tentang arogansi dan keteraniayaan, arogansi bagi zionis laknatullah dan keteraniayaan bagi warga Palestina. Bukan semata tentang agama tapi ini adalah tentang kemanusiaan, jiwa-jiwa yang teraniaya, penyiksaan, bukan sekedar pembunuhan tapi pembantaian, pembakaran terhadap tubuh-tubuh yang tidak berdosa akibat arogansi dan kepentingan para elite.

Kejahatan-kejahatan yg terjadi di Palestina adalah bentuk genosida karena dengan jumlah korban anak2 bahkan penyerangannya random semua di hancurkan tidak hanya bangunan rumah sakit, tapi juga ahli medis, para dokter, relawan, semua di bantai dengan tidak berperi kemanusiaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *