Oleh: Juleha
(Mahasiswa STAI Baubau)
Psikologi remaja mengacu pada kebutuhan kesehatan mental remaja antara 10-19 tahun. Remaja adalah kelompok yang berbeda, bukan lagi anak-anak tetapi juga belum dewasa, sehingga pada rentang masa ini kebutuhan mereka terbilang cukup unik.
Psikologi remaja berarti mempertimbangkan kebutuhan spesifik seseorang yang otaknya telah berkembang melewati tahap masa kanak-kanak tetapi belum sepenuhnya matang hingga dewasa.
Masa remaja adalah masa-masa rentan pencarian jati diri.Oleh karena itu, kerap kali kondisi tersebut mengakibatkan permasalahan seperti stres sosial, isolasi, atau penyalahgunaan zat. Sumber stres umum lainnya meliputi trauma, kekerasan emosional, kekerasan seksual, penindasan fisik, dan hal-hal lain yang memicu trauma.
Penanggulangannya Melalui Pendekatan Ajaran Islam
Islam memberikan perhatian penting kepada remaja. Sampai Allah ta’ala mengingatkan manusia untuk bersyukur di saat seorang telah mencapai fase remaja, karena di fase itu manusia berada dipuncak kekuatan jasmani dan rohaninya.
Dari Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu bahwa Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam bersabda,
لا تزول قدما ابن أدم يوم القيامة من عند ربه حتى يسأل عن خمس: عن عمره فيما أفناه ؟ وعن شبابه فيما أبلاه ؟ وماله من أين اكتسبه؟ وفيما أنفقه؟ وماذا عمل فيما عمل
“Tidaklah beranjak pijakan kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sampai ia ditanya tentang lima hal:
– tentang usianya, untuk apa dihabiskan,
– tentang usia remajanya, untuk apa ia gunakan,
– tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan,
– serta tentang apa yang ia amalkan dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi, dinilai sahih oleh Syekh Albani dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah)
Mengatasi psikologi remaja adalah perhatian penting. Karena pemuda dan pemudi adalah aset berharga yang perlu diberikan bimbingan dan pendidikan yang baik. Dalam Islam, ada pedoman dan nilai-nilai yang dapat membantu dalam mengatasi psikologi remaja. Berikut adalah beberapa prinsip dan langkah-langkah yang bisa diterapkan:
1. Mendekatkan para remaja kepada ilmu agama
Penguasaan ilmu agama yang kuat adalah kunci dalam membentuk karakter dan moral remaja. Memahami nilai-nilai Islam, ajaran etika, dan akhlak yang baik adalah langkah awal untuk mengatasi kenakalan remaja. Ini juga mencakup pemahaman tentang konsep taubat, sebesar apapun kesalahan, Allah maha pengampun, jadi me dan motivasi untuk memperbaiki diri.
2. Komunikasi terbuka
Orang tua dan pemuda perlu menjalin komunikasi terbuka satu sama lain. Seperti dalam ajaran Islam ada tiga tahap yang di ajarkan pada anak.seperti terangkai dalam ungkapan berikut :
لاعب ولدك سبعا، وأدبه سبعا، وصاحبه سبعا
Dalam mendidik anak ajaklah anakmu bermain selama tujuh tahun (pertama), tegakkan adab kedisiplinan pada tujuh tahun berikutnya dan jadikan dirimu sebagaisahabat baginya pada tujuh tahun berikutnya.
Tahapan mendidik anak terbagi pada 3 hal berikut :
1. Usia 0-7 dengan metode bermain.
2. Usia 8-14 dengan metode ta’dib (pendisiplinan).
3. Usia 15-21 dengan metode menjadi sahabat bagi anak.
Pada tahap remaja yaitu direntang usia 5-21 tahun orang tua harus mampu menjadikan anak sebagai sahabat, hargai pendapatnya, jangan terlalu dominan mengatur dan memaksa dalam memilih sekolah, pakaian, pasangan (untuk dinikahinya), berikan wawasan agar tepat dalam memilih, bermain cantik lewat teman dan gurunya. Dengan pola komunikasi yang seperti ini insyaallah kenakalan remaja dapat diatasi dengan.
3. Berikan teladan dan doa
Tindakan dan kebiasaan sehari-hari di dalam keluarga yang mencerminkan nilai-nilai Islam akan memberikan dampak besar pada remaja. Selain itu, doa yang tulus untuk remaja adalah alat yang sangat kuat untuk mengatasi kenakalan. Di masa Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- masih hidup, seorang pemuda menemui beliau untuk meminta izin berzina.Kemudian Nabi mengajaknya.