Oleh Fina Fadilah Siregar
(Aktivis Muslimah)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan Prabowo dalam kampanye Pilpres 2024. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyampaikan bahwa program makanan bergizi bagi anak-anak sekolah direncanakan mulai berjalan pada tahun 2025. Program yang dulu disebut sebagai makan siang gratis ini akan menjangkau sekitar 83 juta siswa.
Menurutnya, Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto berencana menyediakan makanan bergizi secara gratis, sementara untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging, Indonesia membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengimpor sapi hidup. Dia mengatakan sudah ada 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi.
“Pemerintah akan memberikan dukungan dalam hal perizinan dan menyiapkan lahan seluas 1 juta hektare untuk memelihara sapi. Kami juga berharap ada keterlibatan dari Jepang dalam program ini,” kata Sudaryono dalam keterangannya selama melakukan kunjungan kerja di Jepang, Kamis (17/10). (Merdeka, 17/10/2024).
Sementara itu, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini, menyarankan agar pemerintah mendesentralisasikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada usaha mikro, kecil dan menengah di daerah. Didik mengatakan perlunya keterlibatan pemerintah daerah agar dapat mengurangi potensi diintervensinya pelaksanaan program MBG oleh ‘bandit-bandit’ atau pihak yang hanya mengambil untung.
“Program ini sudah diincar oleh bandit-bandit. Nanti pasokan dagingnya dari suatu perusahaan, yang itu terkait dengan pimpinan DPR, atau ketua partai. Wah ini berat sekali. Menurut saya, makan siang gratis ini harus ada elemen ekonomi politiknya, antara diserahkan kepada daerah atau UMKM dengan didesentralisasikan,” ujarnya, dalam Diskusi Publik Indef: Efek Pengganda Program Makan Bergizi Gratis, secara daring di akun YouTube Indef, dikutip Jumat (18/10/2024). (Tirto).
Menurut Didik, Prabowo harus mengulang kembali pernyataannya tentang Program MBG ini sehingga keterlibatan UMKM bukan hanya janji manis saja.
“Sehingga ini tidak outsourcing yang sifatnya nasional dikuasai oleh beberapa orang, ini sudah berat kalau seperti itu, dan memang tradisi kita sudah seperti itu. Ini peluang kong kalikong. Peluangnya presiden terpilih, nanti elemen-elemen yang dekat dengan Presiden, menggosok-gosok kemudian nanti jadi terpusat. Nanti mengimpor daging, mengimpor sapi, setengah juta untuk pasokan, ini berat,” ujar Didik. (Tirto, 18/10/2024).