Oleh Nadiya Dwi Puspita
Pegiat Literasi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menggelar pembekalan bagi 197 calon penerima Beasiswa Ti Bupati (Besti) gelombang 1 dan 2 Tahun Anggaran 2024 di Gedung Moch Toha, Komplek Pemda Bandung di Soreang. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Bandung, Dra. Hj. Lilis Suryani, M.Si, menyatakan pembekalan ini untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan pendidikan tinggi.
Besti launching pada 2022 terdapat 80 Mahasiswa, tahun 2023 menjadi 125 Mahasiswa, di tahun 2024 mencapai 250 penerima beasiswa. Dalam rangka mempersiapkan Indonesia Emas 2045, program Besti dirancang untuk mencetak generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing, di samping untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Kabupaten Bandung.
Adapun, beasiswa Besti terdiri atas prestasi akademik atau non-akademik dan berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah atau harus memiliki SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). (wartaparahyangan.com, 7/11/2024).
*Sulitnya Menempuh Pendidikan Tinggi di Zaman Saat Ini*
Ketentuan UKT terbaru telah tertuang dalam peraturan mendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 tentang standar biaya operasional pendidikan tinggi pada PTN. UKT terendah kelompok 1 yaitu 500.000 dan paling tinggi golongan 8 sebesar 8.000.000. Sedangkan di kampus ITB meskipun terkategori kampus dengan UKT termahal, dengan kategori golongan terbesar di 14.500.000 (https://www.detik.com)
Saat ini untuk menempuh kuliah sangat mahal, tidak semua orang mampu untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan. Ini akibat dari adanya kapitalisasi pendidikan sehingga sebagian besar orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mencari beasiswa untuk bisa melanjutkan pendidikan.
*Peran Pendidikan*
Pendidikan memegang peran penting dalam mewujudkan visi suatu bangsa, hal tersebut sejalan dengan Indonesia yang memiliki cita-cita mewujudkan “Indonesia Emas” tentu memerlukan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan mempersiapkan SDM andal melalui penyelenggaraan pendidikan.
Hanya saja, dalam sistem kapitalis pendidikan saat ini belum mampu meluluskan generasi emas, karena pendidikan hanya dinikmati oleh orang-orang yang notabenenya berada, memiliki kemampuan secara materi, sedangkan orang yang menengah kebawah tidak mampu melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya.