Penulis: Ela Yunita, S.Pd
Pada Rabu 11 Oktober 2023, seorang mahasiswa Udinus Semarang berinisal EN, asal Kalimantan ditemukan tewas di kamar kosnya. EN merupakan mahasiswa semester 11 yang juga bekerja dan tewas di kamar kosnya di kawasan Tembalang di duga bunuh diri. Di samping jenazah korban, ditemukan secarik surat berisi pesan kepada seseorang yang diduga pacarnya.(Radar Semarang.id /15/8/2024)
Selain itu terdapat pula kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang bunuh diri karena diduga tak kuat atas perilaku bullying yang dialaminya, kian menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah. Sebelum kasus bunuh diri dokter muda asal Tegal itu, telah terjadi beberapa kasus serupa yang terjadi di beberapa kampus di Semarang. Diketahui, Aulia yang seorang dokter muda di RSUD Kardinah Tegal itu, bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat bius jenis Roculax. Konon, ia nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak tahan dengan perundungan yang dialaminya selama menempuh pendidikan di Undip.
Kasus yang sama juga menimpa Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi USM berinisial ANI (19), nekat bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 6B gedung parkir kampusnya pada 17 September 2022. Diduga tindakan tersebut dilakukan, karena depresi yang dialami. (Jawa pos 17/8/2024). Tidak hanya itu, laman Rejabar Republika (9/8/2024) mengabarkan, Sejak 2015, Lima Mahasiswa di Bogor Gantung Diri
Menanggapi peristiwa tersebut, akademisi Dr. Herawati, S.Kep., Ns., M.Kep. mengungkapkan, sekularisme telah mencabut moral mereka. “Asas sekularisme telah mencabut nilai-nilai moral. Akhirnya, aturan agama semakin terpinggirkan,” tuturnya kepada MNews, Rabu (21-8-2024).
Kabar kasus perundungan yang berujung pada bunuh diri, menurut dosen salah satu universitas di Banjarmasin ini, bukanlah sekali dua kali terjadi. “Namun, kita sudah hampir sering mendapatkan berita mengenai hal ini, termasuk untuk kasus meninggalnya mahasiswi PPDS Anestesi FK Undip yang bunuh diri diduga karena tekanan mental akibat perlakukan bullying atau sering mendapatkan perlakukan direndahkan oleh para seniornya. Lantas mengapa hal ini bisa terjadi?” paparnya. Ia mengatakan, sesungguhnya hal itu hanyalah dampak dari akar persoalan hari ini, persoalan yang bersifat sistemis, yakni akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan dan tidak terlepas dalam aspek pendidikan (Pendidikan Kedokteran).(MNews 27/8/24)
Pendidikan merupakan proses pembinaan serta mempersiapkan generasi masa depan yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan ummat, serta peradaban. Generasi yang berkualitas muncul dari pendidikan yang berkualitas, begitupula sebaliknya generasi yang rusak muncul dari pendidikan yang rusak.
Jika mau jujur melihat kondisi hari ini, maka akan kita temukan fenomena bunuh diri dikalangan mahasiswa hanyalah sebagian kecil dari permasalahan pendidikan di sistem sekulerisme, yakni pendidikan yang menjauhkan peran agama dari kehidupan. Jika mau membuka mata dengan lebar, akan kita temukan permasalahan generasi sebagai buah diterapkannya sekulerisme, misalnya pergaulan bebas yang berujung hamil luar nikah, penyakit kelamin, serta depresi, konsumsi narkotika, menghirup lem, membunuh, perundungan/bullying, stress, mental illness, tauran, dan berbagai kasus lainnya yang tidak terungkap, layaknya fenomena gunung es.
Fenomena generasi seperti hari ini tidak ditemukan pada suatu masa dimana diterapkan sistem pendidikan Islam yang berasas aqidah Islam, orientasinya mewujudkan generasi berkepribadian Islam, dan memiliki pengetahuan sains dan teknologi. Tentu sistem pendidikan yang berasaskan Islam hanya akan ada di dalam sistem tatanan negara yang disebut Daulah Khilafah Islamiyah.
Fakta sejarah mencatat semenjak Negara Islam diterapkan hingga 13 Abad lamanya, yang kekuasaannya membentang seluas 2/3 dunia, telah mencetak generasi-generasi emas yang berkepribadian Islam, memahami tsqafah Islam (Faqih fi ddiin), serta berwawasan global dan menguasai ilmu sains dan teknologi. Misalnya Ibnu Sina, seorang ulama dan ahli kedokteran serta ilmu sains lainnya, yang sampai hari ini kitabnya masih dipelajari oleh kedokteran dunia dan belum ada yang mampu menandingi kehebatannya.
Telah nyata kerusakan sistem pendidikan sekulerisme yang bercokol di negeri ini, kerusakan demi kerusakan terus terulang, sebagai buah dari pendidikan yang menjauhkan dari aturan sang pencipta, sudah selayaknya menicampakkan sistem yang rusak lagi merusak ini dan digantikan dengan sistem pendidikan Islam yang berada di dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah.