Opini

Potret Buram Pembangunan Jembatan di Sistem Kapitalis

61
×

Potret Buram Pembangunan Jembatan di Sistem Kapitalis

Sebarkan artikel ini

Oleh Ari Wiwin

Ibu Rumah Tangga

Jembatan merupakan sarana transportasi yang penting demi kelancaran lalu lintas. Dengan adanya jembatan waktu tempuh bisa dilakukan lebih cepat. Namun, jika sarana tersebut rusak tentunya akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Salah satu penyebab dari kerusakan jembatan yaitu banjir yang membuat debit air meningkat sehingga meluap.
Seperti yang terjadi pada jembatan apung yang menjadi penghubung dua desa, antara kampung Cijeruk Bojongsoang dan kampung Mekarsari Baleendah. Jembatan ini ambruk dikarenakan naiknya debit air sungai Citarum. Sebelumnya jembatan tersebut hanya terbuat dari drum berwarna biru yang diperkuat menggunakan tali. Akibat ambruknya jembatan tersebut warga harus berputar arah dan akses jalan menjadi lebih jauh. Menurut warga setempat sarana penghubung tersebut dibangun dari hasil swadaya masyarakat. Warga sanggat berharap agar pemerintah mau membangun secara permanen agar bisa digunakan dengan aman dan nyaman. (detikJabar 11-8-2024)

Ambruknya jembatan tentunya membuat masyarakat merasa sedih dan kecewa, di samping itu adalah sarana dalam menempuh perjalanan ke lain desa. Mirisnya di jembatan tersebut dibangun dari hasil swadaya masyarakat, yang jauh dari sempurna karena dibuat dengan bahan ala kadarnya sehingga rawan kecelakaan. Padahal dengan sumber daya alam dan hasil tambang yang melimpah, tentunya pemerintah sangatlah mudah dan mampu untuk membangun infrastruktur yang layak dan aman. Terkait dengan anggaran seharusnya pemerintah menyiapkan dana khusus untuk pembangunan tanpa harus mengambil pungutan ataupun swadaya masyarakat.

Pembangunan infrastruktur contohnya pembangunan jalan tol, yang terus dikebut oleh pemerintah untuk kepentingan korporat, sedangkan pembanguna jembatan yang ada di pedesaan seolah diabaikan oleh penguasa. Karena sarana umum yang ada di desa tidak menghasilkan materi sedangkan pembangunan jalan tol lebih menghasilkan cuan.
Sejatinya akar permasalahan ini adalah diterapkannya sistem demokrasi kapitalis yang mengkomersialkan infrastruktur. Pemerintah seolah kurang memberikan anggaran untuk pembangunan di pedesaan. Apakah anggaran yang dikeluarkan untuk kepentingan rakyat, atau untuk yang kepentingan lain ?

Sistem kapitalisme meniscayakan manusia berbuat korupsi karena materi sebagai tujuan utamanya.
Sangat jauh berbeda dalam Islam, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu bentuk pelayanan negara kepada rakyatnya. Karena selain sandang, pangan, dan papan yang harus dipenuhi, infrastruktur sebagai layanan publik yang mendesak untuk diprioritaskan, karena jika ditunda akan menimbulkan dharar.

Karena sarana itu yang menghubungkan dua desa dan menjadi satu-satunya akses menuju rumah sakit yang bisa jadi menimbulkan dharar pada publik bahkan sampai menghilangkan nyawa dikarenakan kerusakan sarana transportasi, tidak boleh ditunda pembangunannya. Maka seorang Khalifah sebagai pengurus umat wajib mencegah hal tersebut jangan sampai terjadi, karena kelak akan dipertangunggjawabkan di akhirat.

Sesuai dalam hadis yang berbunyi :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *