Oleh: Izzah Saifanah
Dikutip dari situs Sultra Kini (24/10), Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si saat membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga RI mengungkapkan, momentum pelaksanaan Hari Sumpah Pemuda ke-96 merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada agenda-agenda pengembangan kepemudaan sebagai bagian penting dalam Pembangunan Indonesia, baik dalam posisi pemuda sebagai subjek Pembangunan maupun sebagai objek Pembangunan.
Generasi muda berperan penting sebagai agen perubahan. Diantara pedikat sangat melekat pada diri pemuda sebagai agent of change dan social control. Generasi muda juga mempunyai potensi yang besar, pemikiran yang matang, kepekaan yang tinggi terhadap lingkungannya, serta memiliki semangat dan keberanian dalam membela kebenaran.
Kehadiran mereka dihargai dan diharapkan masyarakat sebagai sosok yang membawa perubahan dan mengukir peradaban terbaik. Namun, tanpa disadari seluruh potensi generasi muda, mereka dijadikan sasaran untuk melanggengkan sistem yang ada saat ini, yakni sistem kapitalis-sekuler.
Melalui sistem pendidikan dengan sekularisme (pemisahan hidup dan agama), sistem ini berlandaskan materialisme, yaitu pendidikan yang hanya fokus pada mencari pekerjaan. Oleh karena itu, jelaslah bahwa banyak generasi muda saat ini yang terlalu mementingkan pencapaian pribadi, dan tujuan mereka hanyalah kelangsungan hidup dan akumulasi materi.
Anak muda yang sibuk tidak punya waktu untuk memikirkan situasi umat. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa kendali capital global atas kebijakan para pengikutnya tetap konsisten dengan tujuannya. Terutama negara-negara Islam yang kaya akan potensi alam dan manusia namun pola pikirnya terjajah kapitalisme.