Oleh: Desy Purwanti
(Aktivis Dakwah)
Sampai saat ini, masyarakat masih heboh dengan pemberitaan biaya kuliah yang tinggi. Bahkan, kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) ini menuai aksi protes dari para mahasiswa.
Mereka menuntut agar pihak rektorat dan pemerintah meninjau kembali kebijakan kenaikan UKT dan mencari solusi yang lebih pro rakyat.
Dikutip dari halaman CNN Indonesia, “Polemik kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) terjadi di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN), seperti di di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Negeri Riau (Unri) hingga Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.”
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tjitjik Sri Tjahjandarie membantah saat ini ada kenaikan UKT. Menurutnya, bukan UKT-nya yang naik, tetapi kelompok UKT-nya yang bertambah.
“Ini sebenarnya secara prinsip bukan kenaikan UKT. Tetapi penambahan kelompok UKT,” kata Tjitjik.
Pemerintah mengaku telah mengucurkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Namun, bantuan itu belum bisa menutup semua kebutuhan operasional atau setara dengan biaya kuliah tunggal (BKT).
Bisnis dalam Pendidikan
Perubahan peeguruan tinggi (PT) menjadi perguruan tinggi berbadan hukum (PTN BH) ikut berpengaruh dalam menentukan uang kuliah tunggal (UKT). Perubahan ini menihilkan peran negara dalam pembiayaan pendidikan di PT. Karena itu, PT harus mencari sumber pendanaan secara mandiri. Sementara, seluruh biaya yang ada di PTN merujuk pada Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT). SSBOPT ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian standar nasional PT, jenis prodi, dan indeks kemahalan wilayah. Akhirnya komersialisasi pendidikan tinggi tidak terhindarkan. Di sisi lain, sistem pendidikan saat ini juga gagal melahirkan generasi berkualitas.
Salah satu hal yang mempengaruhi konsisi PT adalah adanya program WCU (World Class University) yang mengharuskan adanya syarat-syarat tertentu yang tentu membutuhkan biaya yang mahal, termasuk konsep triple helix yang menjalin kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan perguruan tinggi, sehingga membuat orientasi tak lagi Pendidikan , namun lebih banyak memenuhi tuntutan dunia industri.
Solusi Islam