Opini

Polemik Food Loss dan Food Waste dalam Kacamata Islam

114

 

Oleh Meida

Aktivis Muslimah

 

Mengenai isu Food loss dan Wood Waste, merupakan sampah dari makanan, tetapi keduanya memiliki faktor yang berbesa. Food loss sendiri atau susut pangan merupakan bahan pangan yang terbuang dalam rantai pasok dari petani ke pasar. Ini bisa terjadi akibat distribusi dan pengemasan yang tidak baik sehingga membuat bahan pangan rusak dan tidak bisa dijual (buah/sayuran dikarenkan  gagal panen,busuk atau produk makanan gagal produksi atau kesalahan proses teknis lain dari Perusahaan).

Sedangkan Food Waste adalah makanan yang telah melewati rantai pasokan makanan hingga menjadi produk akhir, berkualitas baik, dan layak dikonsumsi, tetapi tetap tidak dikonsumsi dan dibuang. misal makanan kedaluarsa akibat penimbunan, atau sisa dari makanan (tidak dihabiskan). Dan food waste atau limbah pangan ini terjadi di tingkat pasar ritel hingga di tingkat konsumen. Pangan terbuang akibat tidak laku ataupun penyia-nyiaan di rumah tangga.

Masalah sampah sisa makanan ini juga turut dikaji oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam laporan Food Loss and Waste di Indonesia. Kajian ini dilakukan Bappenas yang bekerja sama dengan Waste4Change dan World Research Institute dan dipublikasikan pada tahun 2021. Hasilnya, ditemukan bahwa selama tahun 2000-2019, sampah sisa makanan di Indonesia mencapai 115-184 Kg/kapita/tahun yang porsinya kebanyakan muncul di tahap konsumsi.

Seandainya sisa makanan tersebut dapat dimanfaatkan, akan dapat mencukupi gizi 61-125 juta warga Indonesia. Terlebih lagi, dampak lebih lanjut dari sampah sisa makanan tersebut secara ekonomi diperkirakan sebesar 213-551 Triliun per tahun, serta berkontribusi pada 7,29% emisi gas rumah kaca secara rata-rata di setiap tahunnya.

Makanan yang dibuang ini termasuk yang masih layak (Food Waste) ataupun dibuang karena sudah rusak (Food loss), Semua menumpuk di TPA, sehingga menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Jika menghasilkan gas metana dan karbon dioksida kira-kira Seperti apa dampaknya?

1.Dampak yang ditimbulkan dari Food Loss/Waste Terhadapa Lingkungan, dapat menyebabkan tanah mengandung gas metana yang berbahaya bagi atmosfer bumi. Selain itu, efek rumah kaca juga dapat timbul dari karbon dioksida yang dihasilkan dari makanan sisa. Itu sebabnya menjadi salah satu penyebab sekaligus berkontribusi besar terhadap Global Warming atau seringkali disebut pemanasan global.

2. Dampak secara ekonomi, jumlah food waste di Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan 20,93 juta ton per tahun. Kerugian ekonomi sekitar Rp 213 triliun- Rp 551 triliun per tahun.

3. Dampak bagi Sosial adalah fenomena kelaparan dan malnutrisi atau kekurangan gizi yang dialami oleh 820 juta orang diseluruh dunia, serta lebih dari 150 juta anak mengalami Stunting. Sementara disisi lain bertonton makanan yang layak dikonsumsi terbuang secara cuma cuma di banyak negara maju (siberinic, 2020)

Dampak dari Food Loss dan Food Waste bagi Lingkungan, Ekonomi dan Sosial sangatlah miris. Berikut penyebab munculnya fenomena Food Waste dan Food loss,  adanya perilaku konsumtif terhadap makanan dan tidak menghabiskannya, makan tidak sesuai porsi, gaya hidup boros, proses pra panen tidak menghasilkan mutu yang diinginkan pasar, kemudian adanya permasalahan dalam penyimpanan, penanganan, pengemasan, kurangny permintaan konsumen di pasar, adanya permainan harga pasar, serta barang terlalu lama di gudang.

Exit mobile version