Opini

PMI Ilegal Bertaruh Nyawa di Negeri Orang

112
×

PMI Ilegal Bertaruh Nyawa di Negeri Orang

Sebarkan artikel ini

Oleh: Istiqamah

(Aktivis Muslimah)

 

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding menyebutkan lebih dari lima juta warga negara Indonesia menjadi pekerja migran ilegal di luar negeri. Ia menyebutkan para PMI tersebar di 100 negara tujuan, seperti Malaysia, Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong. Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kementerian PPMI. Disebabkan PMI ilegal tersebut rawan mengalami eksploitasi dan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). (Antaranews.com, 16/11/2024)

 

Sebab Maraknya PMI Ilegal

Munculnya PMI ilegal tak lepas dari tingkat pendapatan yang rendah dan penggangguran yang tinggi. Menurut data statitik tahun 2023 sekitar 23℅ dari 44 juta Gen Z adalah pengangguran.

 

Adapun upah di Indonesia menempati urutan ke 5 sebagai negara dengan upah minimun di dunia rp. 2036.947. Diambil dari upah provinsi terrendah pada tahun 2024 jawa tengah.

 

Fenomena sulitnya mendapatkan pekerjaan dipengaruhi beberapa hal, diantaranya oleh rumitnya birokrasi kepengurusan pemerintah dalam ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang sangat sedikit, skill masyarakat untuk bekerja sangat rendah serta tingkat pendidikan rendah. Kalaupun mendapatkan pekerjaan di luar negeri, kebanyakan menjadi pekerja kasar dengan gaji rendah dan pekerjaan berat. Hal inilah yg mendorong rakyat bekerja ke luar negeri dengan harapan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik sekalipun menjadi TKI ilegal.

 

Rakyat hidup di sistem ekonomi kapitalis seolah bertaruh nyawa. Negara abai terhadap nasib rakyatnya dalam menjamin kesejahteraan. Demikian juga negara gagal menjamin keselamatan rakyatnya. Exploitasi dan TPPO meningkat tajam. Ditambah banyaknya individu yang imannya lemah, tamak dan rakus, sehingga memunculkan kejahatan dengan memberangkatkan TKI ilegal ke luar negeri.

 

Negeri ini sebenarnya mampu mensejahterakan rakyatnya dengan membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya. Dengan adanya SDA yang melimpah membuat SDM senantiasa dibutuhkan tenaganya, untuk mengelola SDA tersebut. Namun, sistem ekonomi kapitalisme dengan prinsip liberalisme menjadikan sebagian besar SDA dikuasai korporasi, termasuk bidang pendidikan telah dikapitalisasi, akibatnya lapangan kerja dan akses pendidikan terbatas karena dikendalikan oleh korporasi.

 

Sistem Islam Menjamin Ketersediaan Lapangan Kerja

Berbeda dengan sistem Islam dalam wadah khilafah akan memberikan periayahan yg optimal, Rosulullah Saw bersabda “Imam adalah ro’in atau pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”.(HR. Bukhori)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *