Opini

Peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional: Islam Solusi Nyata

118
×

Peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional: Islam Solusi Nyata

Sebarkan artikel ini

 

Oleh Heni Ummufaiz
Ibu Pemerhati Umat

Berbagai upaya dilakukan agar masyarakat dunia terhindar dari kemiskinan. Namun, nyatanya hingga kini kemiskinan bukannya menurun justru semakin meningkat.

Dikutip dari CNN Indonesia — Indonesia masuk dalam 100 negara paling miskin di dunia. Hal ini diukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita.Mengutip World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020.

Sementara, mengutip gfmag.com, Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022.(cnnindonesia.com/30/9/22)

Berbagai upaya dan program dikampanyekan, tetapi kemiskinan semakin meningkat. Padahal jika ditelisik, Indonesia seharusnya menjadi negara makmur dan tingkat kemiskinan selayaknya zero. Sumber daya alam yang melimpah ruah dari Sabang hingga Merauke menjadi modal untuk menyejahterakan rakyat.

Kekayaan alam yang melimpah ruah ini justru berbanding terbalik dengan fakta di lapangan. Indonesia menjadi negara miskin urutan ke-73 di dunia tahun 2020. Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar, mengapa Indonesia justru menjadi negara miskin? Ironisnya penguasa di negeri ini sesumbar bahwa mampu meminimalkan kemiskinan hingga nol persen.

Mengandalkan perhitungan pendapatan per kapita keluarga sebenarnya tidak mampu mengukur sejahteranya sebuah keluarga. Faktanya hingga hari ini kemiskinan semakin meningkat.

Jumlah penduduk miskin meningkat memasuki tahun pertama pandemi dan mencapai puncaknya pada Maret 2021, sebanyak 27,54 juta orang atau 10,14% dari total penduduk. (https://indonesiabaik.id)

Sekalipun bergonta-ganti pemimpin, nyatanya tidak dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Bahkan pergantian pemimpin tanpa perubahan sistem menambah deret panjang derita rakyat. Sekalipun yang memimpin negara kita ini adalah lulusan luar negeri, tetap saja tak akan mampu membawa perubahan ke arah lebih baik.

Sebagian besar dari mereka yang lulusan luar negeri, sudah teracuni ide-ide rusak semacam liberalisme, sekularisme, hedonisme, dan paham rusak lainnya. Bukan hanya itu, para pemimpin di negeri ini senantiasa disetir oleh para kapitalis yang bermain di belakang layar hingga akhirnya mereka terus mencengkeram kekayaan yang melimpah ruah ini. Sudah dipastikan yang diuntungkan adalah para oligarki.

Sesungguhnya penyebab utama kemiskinan di dunia, khususnya Indonesia adalah penerapan sistem kapitalis yang terus digaungkan oleh penguasa di negara kita. Prinsipnya, yang kaya akan semakin kaya sedangkan rakyat miskin kian menderita.

Jika demikian, solusi nyata masalah ini harus segera dicari. Solusinya tiada lain adalah sistem Islam kafah. Mengapa harus Islam kafah? Jawabannya, karena sistem Islam sangat memanusiakan manusia dan sistem ini telah terbukti mampu menyejahterakan kaum muslim khususnya dan manusia pada umumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *