Opini

Peringatan Hari Anak Sedunia, Duka bagi Anak Palestina

172

 

Oleh Reni Rosmawati
Ibu Rumah Tangga

Setiap tanggal 20 November, dunia merayakan peringatan ‘World Children’s Day’ atau Hari Anak Sedunia. Peringatan tersebut didedikasikan untuk menghormati hak-hak anak di seluruh dunia. Peringatan ini juga sebagai bentuk pengingat pada dunia bahwa di manapun setiap anak berada berhak untuk hidup sehat, aman, dan mendapatkan perlindungan.

Mulanya, penetapan hari tersebut diinisiasi oleh UNICEF (United International Children’s Emergency Fun) pada tahun 1954. Tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat internasional tentang kesejahteraan anak-anak dan bagaimana menciptakan masa depan mereka yang lebih baik. Kemudian diperingati setiap tanggal 20 November, karena tanggal tersebut bersamaan dengan Konvensi Deklarasi Hak-hak Anak yang diadopsi PBB. Di mana konvensi tersebut merupakan kesepakatan internasional pertama untuk hak-hak anak, yang mencakup hak hidup, berkembang, pendidikan, dan perlindungan dari kekerasan juga eksploitasi. (detikNews, 20/11/2024)

Namun nyatanya, peringatan hari anak sedunia sangat kontras dengan kondisi anak-anak di Palestina. Jangankan mendapatkan hak-hak atas makanan, pendidikan, dan perlindungan dari kekerasan, hak hidup saja mereka tak mendapatkan jaminan. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah anak yang terbunuh sejak serangan brutal Israel pada 7 Oktober 2023 lalu lebih dari 17.400, dengan 710 di antaranya merupakan bayi. (KompasTV, 20/11/2024)

Peringatan Hari Anak Sedunia, Omong Kosong bagi Anak Palestina

Dari fakta di atas tampak jelas bahwa peringatan hari anak sedunia hanyalah omong kosong belaka. Katanya tujuan ditetapkannya hari anak sedunia tersebut agar semua anak mendapatkan hak, kesejahteraan, dan masa depan yang lebih baik, tapi kenapa jeritan anak Palestina tidak dihiraukan dunia? Berpuluh-puluh tahun anak Palestina kehilangan haknya, ribuan nyawa melayang, dan seluruh dunia tahu akan hal itu, namun kenapa diam saja?

Standar ganda Barat terhadap konflik Palestina-Zionis sangat jelas telah mengkhianati hak-hak anak Palestina. Baratlah yang selama ini menjadi biang kerok kerusakan dan kekacauan yang terjadi di Palestina. Barat (AS) yang telah mengakomodasi genosida yang dilakukan Zionis terhadap warga Palestina. Sejak awal Israel berdiri, AS telah memberikan bantuan ekonomi dan senjata sekitar $310 miliar. Adapun sejak pecah perang 7 Oktober 2023 lalu, AS memberlakukan UUD yang menyediakan setidaknya $12,5 miliar dalam bentuk bantuan militer langsung ke Israel. (Cfn.org, 13/4/2024)

Karena itu, kita harus menyadari bahwa peringatan hari anak sedunia hanyalah kedok Barat untuk menutupi kejahatannya atas anak Palestina, bahkan dunia pada umumnya. Omong kosong peringatan hari anak sedunia, jika Zionis laknatullah ‘alaihim masih langgeng di bumi yang diberkahi. Anak-anak Palestina akan tetap kehilangan haknya. Konflik di Palestina pun akan terus dipelihara. Karena itu semua memang proyek Barat untuk menghancurkan kaum muslimin dan menjegal kebangkitan Islam.

Barat dengan sistem kapitalisme yang diembannya telah sukses mendikte negeri-negeri muslim, menjadikannya lemah, dan hanya fokus memprioritaskan kepentingan ekonomi serta politik negerinya, daripada memedulikan nasib anak Palestina. Sehingga tidak ada tindakan nyata dari mereka untuk menolong saudaranya di Palestina, kecuali hanya mengutuk dan mengecam. Padahal semua itu tidak akan berarti apa-apa, karena yang dibutuhkan Palestina adalah solusi nyata, yakni bantuan (jihad fii sabilillah) dari seluruh kaum muslimin untuk mengenyahkan Zionis.

Exit mobile version