Opini

Peran Strategis Guru, Negara Khilafah VS Negara Sekuler-Kapitalis

109

Oleh : Verry Verani

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan akan menaikkan gaji guru pada puncak Hari Guru Nasional, Kamis (28/11/2024) lalu. Namun belakangan organisasi guru dan aktivis pendidikan mempertanyakan rencana tersebut.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengungkapkan pernyataan Prabowo tersebut dapat dimaknai berbeda oleh para guru di lapangan.

“Ini menimbulkan multi tafsir menimbulkan harap-harap cemas dan kegalauan dari para guru ASN,” ujar Satriwan dalam keterangannya yang dikutip dari detik.com (30/11/2024).

Seperti diketahui, ternyata Presiden Prabowo menyatakan gaji guru yang berstatus ASN akan naik sebesar satu kali lipat dari gaji pokok. Sedangkan gaji guru non-ASN nilai tunjangan profesinya akan naik sebesar Rp 2 juta per bulan.

Berita tentang kenaikan tunjangan guru sering menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Tidak sedikit yang menyambutnya dengan optimisme, tetapi tidak sedikit pula yang menanggapinya dengan skeptis. Terlebih, setelah ada klarifikasi bahwa yang naik bukanlah gaji pokok guru, melainkan tunjangan kesejahteraan yang hanya dapat diperoleh setelah memenuhi syarat tertentu, seperti lolos program sertifikasi guru.

Namun, meskipun tunjangan guru meningkat, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hal tersebut belum mampu menjawab tantangan kesejahteraan yang dihadapi banyak guru. Kebutuhan hidup terus meningkat seiring inflasi dan mahalnya harga kebutuhan pokok. Tak sedikit guru yang akhirnya terjerat masalah keuangan, seperti terlibat dalam pinjaman online (pinjol) atau bahkan judi online (judol). Tidak jarang pula guru harus menjalani pekerjaan sampingan demi menutupi kebutuhan keluarganya.

Fenomena ini mencerminkan bahwa sistem yang ada belum memberikan penghargaan yang layak bagi guru. Guru seringkali hanya dianggap sebagai pekerja biasa, semacam roda penggerak dalam sistem produksi. Padahal, peran mereka sangat strategis dalam mencetak generasi penerus bangsa berkarakter mulia.

*Visi Pendidikan*

– Guru dalam Negara Khilafah

Guru dalam negara khilafah memiliki peran strategis untuk membangun peradaban yang berbasis tsaqofah Islam. Pendidikan diarahkan untuk mencetak insan kamil (manusia paripurna), seimbang antara ilmu agama dan ilmu dunia. Guru menjadi penjaga akhlak, peradaban, penyebar ilmu pengetahuan, serta pembentuk karakter umat.

– Guru dalam Negara Sekuler-Kapitalis

Guru dalam negara sekuler lebih difokuskan pada pengembangan keterampilan teknis dan pemenuhan kebutuhan pasar tenaga kerja. Pendidikan sering kali terlepas dari nilai spiritual dan lebih menekankan pada pencapaian material.

Peran guru lebih sebagai fasilitator transfer pengetahuan tanpa tanggung jawab moral dan spiritual.

*Hubungan Guru dengan Negara*

– Hubungan Guru dalam Negara Khilafah Islamiyah

Guru memiliki hubungan erat dengan negara. Negara memberikan dukungan penuh kepada guru, baik dalam bentuk finansial, fasilitas, maupun penghormatan sosial. Guru sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan politik, terutama dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan, agama, dan moral masyarakat.

– Hubungan Guru dalam Negara Sekuler-Kapitalis

Guru cenderung diposisikan sebagai pegawai negara atau karyawan swasta yang bertugas memenuhi target pendidikan.
Hubungan antara guru dan negara bersifat kontraktual, lebih menitik-beratkan pada kewajiban administratif dibandingkan penghormatan moral atau intelektual.

*Tujuan Pendidikan*

– Tujuan Pendidikan Negara Khilafah

Pendidikan yang dilakukan guru bertujuan membangun manusia yang shalih, takwa dan beradab.
Menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Guru bertugas mencetak insan yang tidak hanya kompeten dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengemban amanah dakwah sebagai hamba Allah dan pengelola alam kehidupan (khalifah) di muka bumi.

– Tujuan Pendidikan Negara Sekuler-Kapitalis

Pendidikan sekuler kapitalis bertujuan mencetak individu yang produktif secara ekonomi, sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Guru lebih difokus pada pencapaian akademik atau keterampilan kerja daripada membangun akhlakul karimah anak didik.

*Peran Tsaqofah dan Agama*

Exit mobile version