Opini

PENJEBAKAN POTENSI PEMUDA ALA BARAT

156
×

PENJEBAKAN POTENSI PEMUDA ALA BARAT

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nurul Hijeriah.SP
(Pemerhati Generasi muda)

Duta Pelajar Sadar Hukum (DPSH) tingkat SMA se-Kaltim. Wakil kepala kejati Kaltim menyatakan bahwa pengembangan budaya sadar hukum merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. “Ini akan membentuk karakter para pelajar, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan kepedulian pada lingkungan dan sosial,” jelasnya.
Saat ini, generasi muda banyak dilibatkan dalam ajang pemilihan duta. salah satunya duta sadar hukum. Adanya para duta ini seakan merupakan tindakan heroik untuk melibatkan pemuda dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Seolah-olah, melalui ajang duta, para pemuda sudah berpartisipasi dalam pembangunan. Namun, sejatinya hal ini adalah jebakan terhadap pemuda untuk membajak potensi mereka.

Kapitalisme Menjebak dan Mengaborsi Potensi Pemuda Muslim
Karakter pelajar tidak akan terwujud dengan budaya sadar hukum ala sistem pendidikan sekuler, meski berprestasi tapi berakhlak buruk, sebab pendidikan ala sistem sekuler sangat jelas ingin menjauhkan pemuda dari Islam . Paham liberal yang dihasilkan dari sistem sekularisme dan diadopsi oleh generasi dan mengakibatkan berbagai kerusakan. Moral generasi menjadi rusak, tidak beradab, berkepribadian liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta dan Pengatur, yakni Allah Taala.
Keberhasilan sekularisme melahirkan generasi rusak dapat kita ketahui dari beberapa indikasi :
Pertama, tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari generasi hingga akhirnya menjadi individu hedonis dan liberal.
Kedua, pendidikan diharapkan mencetak generasi unggul dan bermartabat justru melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Pendidikan sekuler yang diterapkan memisahkan agama dari kehidupan.
Ketiga, orang bebas berbuat, bebas memiliki, bebas beragama, dan bebas berpendapat, dan semua itu dilindungi oleh negara. Dari beberapa indikasi di atas, dapat diketahui bahwa sekularisme adalah biang dari berbagai kerusakan yang menimpa manusia, termasuk generasi.
Jika kerusakan terus meningkat, kondisi generasi makin terancam dan menghancurkan aset bangsa. Oleh karenanya, pemuda muslim tidak boleh terjebak menjadi duta program Barat yang hakikatnya merusak umat Islam. Sebab, Duta pemuda ala sekulerisme hanya menjadikan pelajar berprestasi untuk meraih dunia serta materi bahkan prestasi, namun kering dari sisi rukhiyah sebab sudah terpisah agama dengan kehidupannya. Pencapaian itu hanya di dorong oleh eksistensi semangat.
Oleh karenanya, menjadikan pemuda sebagai Duta sadar hukum untuk membentuk karakter para pelajar, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan kepedulian pada lingkungan dan sosial,kemudian dikampanye tanpa disertai penyadaran masyarakat tentang biang kerok kerusakan, menjadi sekadar langkah pragmatis yang tidak menyentuh persoalan mendasar keserakahan kapitalis.
Remaja harusnya menjadi duta Islam kaffah yang selalu mengupayakan diri mengkaji Islam agar berprestasi dengan  bangga “i am muslim” dan sebagai duta Islam kaffah tak lepas dari mengkampanyekan Islam yang sesungguhnya menerjunkan diri dalam mendakwahkan Islam ditengah-tengah pemuda agar menjadi pelajar yang berprestasi tanpa meninggalkan rukhiyah dari sisi pelajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *