Opini

Penguasa Tak Etis, Tidur Nyenyak Saat Rakyat Terhimpit Ekonomi!

140
×

Penguasa Tak Etis, Tidur Nyenyak Saat Rakyat Terhimpit Ekonomi!

Sebarkan artikel ini

Oleh : Ummu Balqis
Aktivis muslimah ngaji

 

Sungguh tidak etis dan memalukan. Saat penguasa negeri ini bercerita dengan begitu ringannya, bisa tidur nyenyak sekali di rumah dinas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) negeri ini. Tepatnya saat bermalam di Kompleks Ibu Kota Nusantara (IKN). (cnbcindonesia..com/5/6/2024)

Meskipun ceritanya sebagai kesan pertama yang lebih mengarah pada ‘promosi’ IKN. Tetap saja, ini bukan sesuatu yang harus ditunjukkan kepada media. Karena hal tersebut terjadi saat kondisi rakyat Indonesia masih dalam kesulitan ekonomi. Kelaparan, pendidikan mahal, kesehatan yang makin tak terjangkau harganya, hingga angka pinjol di kalangan masyarakat yang terus meningkat akibat tuntutan ekonomi yang makin tinggi. Ke semuanya adalah problem kompleks yang sedang terjadi di negeri ini. Namun, penguasa negeri ini kok masih sempat bercerita jika ‘tidurnya nyenyak sekali’?

Potret penguasa seperti di atas tidak hanya sekali ini saja terlihat oleh rakyat. Contohnya, saat rakyat memperjuangkan hak mereka dengan turun ke jalan meminta pertanggungjawaban dan keadilan penguasa. Malah mangkir dengan berbagai alasan. Hingga menurunkan satuan kepolisian untuk membubarkan rakyat yang sedang menuntut haknya. Tapi, beginilah jika rakyat terus bertahan tanpa menginginkan dan memperjuangkan perubahan. Masih mau saja ditipu dengan omong kosong demokrasi melalui kampanye-kampanye elit politik di atas sana.

Bukan ingin memprovokasi, tetapi ingin mengungkapkan betapa rusaknya sistem politik yang sedang berlangsung di negeri ini. Menyadarkan kembali bahwa aturan buatan manusia hanyalah racun mematikan bagi siapa saja yang meneguknya. Menghidupkan kepedulian yang mungkin selama ini sedang mati suri karena sikap individualistik yang kita miliki.

Tidakkah rakyat mulai berpikir, apakah penguasa yang tidak bertanggungjawab dan nihil empati terhadap rakyatnya adalah sifat bawaan individu penguasa itu sendiri? Ataukah karena bentuk manifestasi dari sistem yang diterapkan hari ini? Sistem politik buatan manusia bernama demokrasi telah melahirkan penguasa-penguasa rasa raja. Setelah duduk di kursi kekuasaan, semua fasilitas hidup pasti akan didapatkan. Bahkan taraf hidupnya berada di level mewah sudah jadi kebiasaan.

Inilah mengapa, saat demokrasi yang menjadi kendaraan kapitalisme sekuler diambil sebagai sistem pengaturan urusan rakyat. Yang ada, justru rakyat melayani penguasanya. IKN yang begitu kasat mata dibangun bukan untuk kepentingan rakyat. Menjadi bukti bahwa penguasa memang sedang berbisnis dengan para elite pengusaha. Sedangkan rakyat sipil hanya bisa protes tanpa diberi peluang ‘menang’ berhadapan dengan penguasa.

Rakyat dipaksa hidup prihatin. Masih juga mau dipalakin dengan berbagai kebijakan yang benar-benar membuat mereka murka. Saat penguasa mengiklankan rumah-rumah mewah di Kompleks IKN. Rakyat justru diperas atas nama nabung biar bisa punya rumah. Bukankah ini kebijakan yang sangat tidak manusiawi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *