Oleh : Tutik Indayani
Pejuang Pena Pembebasan
Pengangguran adalah kata yang sangat ditakuti oleh sebagian masyarakat terutama bagi para gen-z yang telah menyelesaikan pendidikannya ditingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan maupun Perguruan Tinggi.
Mengutip dari Kompas..com, Badan Pusat Statistik (BPS), mengungkapkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia generasi-z berusia 15-24 tahun menganggur atau tanpa kegiatan (not in Employment, education and training/NEET).
Bila dirinci lebih lanjut, anak muda yang paling banyak masuk dalam kategori NEET justru ada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mengungkapkan banyak dari pengangguran berusia muda tersebut tercatat baru lulus SMA sederajat dan perguruan tinggi.Usia mereka rata-rata 18-24 tahun, yang selesai lulus SMA, SMK atau mereka lulus perguruan tinggi, jumat (24/5/2024)
Penyebab Gen-Z Banyak yang Menganggur
Menurut pemerintah faktor utamanya adalah kurang singkronnya pendidikan dan permintaan tenaga kerja dan faktor yang lain adalah turunnya lapangan pekerjaan di sektor formal.
Sebenarnya semua itu disebabkan karena diterapkannya sistem kapitalis.
Sistem kapitalis merupakan sistem buatan manusia yang menghilangkan peran negara sebagai pengatur urusan rakyat.
Rakyat dibiarkan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri tanpa ada jaminan dari negara, seperti penyediaan lapangan pekerjaan yang luas, pemberian pendidikan terbaik, pelatihan kemampuan bekerja secara gratis dan lain-lain.
Sistem ini menjadikan negara hanya bertindak sebagai regulator yang menjadikan hampir seluruh aspek kehidupan dikuasai para korporat (pemilik modal). Apalagi bila dikelola pemodal asing, selain berinvestasi mereka juga akan membawa tenaga kerja dari negaranya sendiri. Akibatnya walau banyak lahan pekerjaan, masih banyak pengangguran, karena lahan yang tersedia hanya untuk tenaga kerja asing. Seandainya tersediapun hanya sebagai buruh atau pekerja kasar dengan gaji minimum.
Semakin banyaknya pengangguran bukti kegagalan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan. Dan juga menunjukkan lemahnya industrialisasi karena industri yang ada bukan berdasarkan kebutuhan namun berdasarkan keinginan investor.
Bila umat masih menerapkan sistem sekularisme kapitalis, maka umat akan terus mengalami keterpurukan dan masalah pengangguran bukan semakin berkurang, malah semakin bertambah, bukan itu saja masalah-masalah sosial yang lain akan bermunculan seperti meningkatnya angka kemiskinan, angka kriminalitas.