Oleh : Halida Almanuaz
(aktivis dakwah muslimah deliserdang)
Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama di ASEAN dalam hal tingkat pen gangguran. Sungguh menjadi ironis, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah sangat luas dan besar. Menilik dari fakta tersebut, tentu keprihatinan dapat kita rasakan, tingginya pengangguran menunjukkan kegagalan negara menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat.
Bukankah kewajiban pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan. Sayangnya kebijakan salah strategi sehingga terjadi deindustrialisasi, lulusan SMK/PT tak terserap dalam dunia kerja sementara TKA justru masuk ke Indonesia.
Jika masih ada 7,2 juta pengangguran, berarti negeri ini masih bermasalah. Tidak menutup kemungkinan angka ini akan meningkat mengingat kebijakan negara makin ke sini makin tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Terlebih 2024 ini banyak pabrik tutup dan gulung tikar. Terbaru, pabrik sepatu Bata di Purwakarta dinyatakan tutup permanen setelah 30 tahun beroperasi.
Melansir Tempo (10-5-2024), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat selama periode Januari—Maret 2024 sudah ada 2.650 pekerja yang terkena PHK di Jawa Barat. Sedangkan daerah tertinggi yang paling banyak merumahkan pegawainya ada di DKI Jakarta, yakni 8.876 pekerja. Disusul Jawa Tengah sebanyak 8.648 orang. Angka ini dikhawatirkan menambah jumlah pengangguran di Indonesia.
Di sisi lain, kehidupan ekonomi masyarakat makin sulit tatkala dihadapkan dengan naiknya berbagai kebutuhan pokok, seperti harga pangan yang tidak stabil, kenaikan tarif PPN, dan tarif publik lainnya. Jangankan pengangguran, mereka yang bekerja pun akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar jika kebijakan negara makin tidak “ramah“ kepada rakyat.
Dimana letak kesalahannya?
Pengelolaan SDA ala kapitalisme meniscayakan penyerapan tenaga ahli dan tenaga kerja diambil dari negara asing, akibatnya rakyat sendiri kehilangan kesempatan kerja sampai harus jadi TKI. Bukan rahasia umum, adanya kerja sama Indonesia dengan negara asing ini merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan keuntungan segelintir elit para kapital yang dengan segala cara akan dilakukan untuk memuluskan niat tersebut.
Wajar jika pengangguran di negeri ini terus meningkat dan juga tertinggi se-ASEAN. Salah satu yang mendasari tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah sistem kapitalisme. Sistem ini yang menekan pada keuntungan maksimal bagi pemilik modal, sehingga seringkali mengabaikan kesejahteraan pekerja.