Oleh : Yuli Farida
( Aktivis Dakwah Kampus Jambi )
Dampak buruk dari konsumsi tumbuhan kecubung kembali memakan korban. Puluhan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sampai harus dirawat di rumah sakit jiwa akibat mengonsumsi tumbuhan tersebut. Bahkan, dua orang di antaranya dilaporkan meninggal.
Kecubung merupakan tanaman yang biasanya tumbuh liar di ladang. Biasanya, tumbuhan ini juga ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias karena bunganya yang berbentuk unik seperti trompet. Buah dari tumbuhan ini juga unik berbentuk bulat dengan duri kecil.
Namun, di balik bentuk bunganya yang indah dan buahnya yang unik, kecubung mengandung senyawa kimia yang beracun. Hampir semua bagian dari tumbuhan kecubung, mulai dari daun, bunga, buah, hingga biji, punya efek racun yang berbahaya jika dikonsumsi.
Konsumsi tumbuhan ini dalam dosis kecil pun bisa menimbulkan efek yang serius.
Tidak ada dosis aman yang telah ditetapkan karena sedikit perbedaan dalam jumlah yang dikonsumsi dapat memiliki konsekuensi yang drastis.
Kecubung yang memiliki bahasa ilmiah Datura metel ini mengandung berbagai senyawa kimia beracun seperti alkaloid tropane, termasuk scopolamine, atropin, dan hiosiami. Senyawa tersebut memiliki efek berbahaya bagi tubuh. Efek yang paling banyak terjadi yakni munculnya halusinasi dan delirium.
Halusinasi yang
ditimbulkan dari
konsumsi kecubung bisa terjadi secara intens, baik halusinasi dalam bentuk visual maupun auditori. Terkadang orang yang mengonsumsi kecubung juga mengalami gangguan mental menjadi seperti kebingungan dan tidak teratur.
Efek lainnya, dapat menyebabkan gangguan sistem saraf. Senyawa dalam kecubung dapat memengaruhi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi (tidak paham lingkungan sekitar), agitasi (gelisah dan gugup), dan berperilaku agresif.
Sebagian orang yang mengonsumsi kecubung juga mengalami gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur dan sensitif terhadap cahaya. Ini terjadi karena senyawa pada kecubung menyebabkan midriasis atau pupil mata melebar.
Selain itu, efek dari antikolinergik dari alkaloid tropane pada kecubung dapat menyebabkan menyebabkan mulut kering, kesulitan menelan, dan mengurangi produksi air liur. Konsumsi kecubung juga membuat kesulitan buang air kecil atau retensi urine.
Tanaman ini bahkan hanya diremas dan ditempelkan di dahi saja bisa menimbulkan efek tak diinginkan.
konsumsi kecubung juga dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah tinggi. Pada kondisi yang parah, seseorang bisa mengalami gangguan irama jantung yang berisiko fatal.
Kecubung pun dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan gagal napas. Pada dosis yang tinggi, konsumsi kecubung bisa berakibat fatal hingga kematian. Pada kasus konsumsi kecubung yang menyebabkan kematian di Banjarmasin, dampaknya menjadi lebih besar karena kecubung yang dikonsumsi juga dicampur dengan alkohol dan obat-obatan.
Efek kecubung sangat bervariasi bergantung pada individu, jumlah yang dikonsumsi, dan bentuk konsumsi, seperti daun, buang, biji, atau ekstrak. Namun, pada beberapa bagian tanaman, seperti biji, cenderung memiliki konsentrasi alkaloid yang lebih tinggi.
metode konsumsi dari kecubung dalam bentuk mentah, teh, atau merokok bisa menghasilkan kecepatan dan intensitas efek yang berbeda. Efek dari kecubung biasanya mulai dirasakan setelah 30 menit mengonsumsinya.
Jika mengonsumsi 1-3 biji kecubung atau sejumlah kecil daun dan bunga, efeknya akan terjadi setelah 30-60 menit konsumsi dengan puncak efek setelah 2-3 jam konsumsi. Namun, jika konsumsi kecubung dalam dosis tinggi itu bisa menimbulkan efek yang lebih cepat dan parah.
Efek tersebut bisa terjadi selama 24-48 jam tergantung dari dosis dan sensitivitas dari setiap individu. ”Dalam kasus keracunan berat, efek dapat berlangsung lebih lama dan memerlukan perawatan medis intensif.
Gejala
Terdapat beberapa kondisi yang harus diwaspadai. Seseorang yang mengonsumsi kecubung biasanya akan menunjukkan gejala, seperti mulut kering, pupil melebar, peningkatan denyut jantung, dan halusinasi. Pada kondisi tersebut, sebaiknya segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Pada kondisi halusinasi sebenarnya sudah pada kondisi gawat darurat karena bisa melakukan apa saja, seperti bunuh diri atau membunuh orang lain. Jadi harus segera dapat pertolongan. Jika ada tanda keracunan, seperti pupil yang melebar dan denyut jantung sangat cepat, itu juga jelas membutuhkan pertolongan segera.
Meski begitu, kecubung sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Senyawa pada kecubung dapat digunakan sebagai antijamur, antibakteri, antikanker, antiinflamasi, dan obat bius. Tumbuhan ini pun bisa bermanfaat sebagai pestisida alami, antitusif (mengurangi gejala batuk), halusinogen, dan bronkodilator (mengatasi gangguan saluran napas).
Namun, kecubung harus diolah dengan cara yang benar dan tepat untuk menghilangkan racun yang dikandungnya. Semua bagian tumbuhan dari kecubung tidak boleh dikonsumsi secara langsung. ”Tanaman ini bahkan hanya diremas dan ditempelkan di dahi saja bisa menimbulkan efek tak diinginkan. ( Kompas.com 12/07/2024 ).
Generasi Rusak
Fenomena mabuk kecubung menegaskan bahwa perilaku generasi muda telah rusak. Ini tampak dari tujuan konsumsi kecubung yang berupa sensasi euforia dan halusinasi. Ini juga menunjukkan bahwa mabuk kecubung tidak ubahnya mengonsumsi narkoba, yakni karena pecandunya ingin sejenak melepaskan beban pikiran akan kehidupan. Meski sejatinya yang mereka peroleh itu hanya kebahagiaan semu dan sementara.