Oleh Neng Dedeh
Aktivis Muslimah
Apa yang terlintas dipikiran kita apabila mendengar kata pemimpin? Tentu saja tidak lain pemimpin ialah seseorang yang kuat, terpercaya mampu menjadi komando, bertanggung jawab penuh atas apa yang diamanahkan kepadanya. Baik itu dari hal yang terkecil (hal yang menyangkut diri sendiri atau sebagai pemimpin keluarga/kepala keluarga) ataupun masyarakat atau negara. Seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin adalah seseorang yang memang memenuhi kriteria kepemimpinan. Yakni jujur, amanah,adil, terpercaya bisa menjadi sosok panutan terlebih khusus seorang pemimpin negeri yang akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya.
Namun sayangnya diera saat ini, apabila kita lihat pada faktanya tidak sedikit orang yang khianat atas kepemimpinannya, terlebih menyangkut urusan rakyat. Tidak jarang banyaknya kasus-kasus di media yang menjerat para pemimpin dengan berbagai persoalan, terutama para pemimpin rakyat. Saking banyaknya wara-wiri kasus para pemimpin yang tidak amanah dengan kepemimpinannya.
Sebagai contoh, banyaknya kebijakan yang membebani rakyat. Alhasil kehidupan menjadi tidak karuan, banyaknya pemimpin korup dll. Tidak bisa dipungkiri seakan makin sulit untuk para pemimpin mendapatkan kepercayaan rakyatnya.
Rakyat sudah jenuh dengan berbagai polemik yang melanda negeri ini. Berbagai sosok pemimpin telah dicoba, tetapi tetap saja belum ada yang bisa membawa kepada perubahan yang menyeluruh atas persoalan di negeri ini. Namun sejatinya apabila kita hendak pahami, persoalan negeri ini bukanlah berada pada siapa sosok pemimpinnya melainkan sistem apa yang dipakai sebagai alat kepemimpinannya. Sistem inilah yang akan menjadi penentu sebuah keberhasilan.
Bagaimana tidak semrawut negeri saat ini dikarenakan sistem yang dipakai adalah sistem sekuler kapitalis. Sistem yang dibuat oleh akal manusia, yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang melahirkan kebebasan berperilaku, apa saja asal tidak mengganggu orang lain. Seperti judi, pergaulan bebas, minuman keras dll. Sejatinya itulah perilaku yang akan merugikan diri sendiri, begitupun orang lain hingga dampak buruk pada keamanan negara.
Berbeda halnya dengan Islam, Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya imam adalah perisai, dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya dan dia akan dijadikan sebagai pelindung.”
Namun kita tidak boleh berputus asa dengan setiap permasalahan yang ada, karena semua pasti ada jalan keluarnya asal kan kita mau berusaha untuk merubahnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-raad ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah ‘keadaan’ suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.”