Oleh: Devi Ramaddani
(Aktivis Muslimah)
Generasi adalah peran penting sebagai penerus untuk peradaban Islam. Mereka diharapkan memiliki fondasi yang kuat agar tidak mudah goyah. Generasi yang senantiasa selalu menempatkan dirinya sesuai dengan koridor hukum syara’, Dia tahu bahwa tujuan hidup didunia ini untuk beribadah kepada Allah.
Namun sayang, ketika kita banyak melihat perilaku generasi saat ini yang sangat jauh dari apa yang diharapkan. Salah satunya aksi tawuran yang sering sekali melibatkan para generasi yang seakan tidak pernah habisnya.
Dilansir oleh polrestasamarinda.id, Akhir-akhir ini, kasus tawuran pelajar sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Pelakunya bukan hanya dari siswa SMA/SMK saja melainkan juga dari siswa SMP. Untuk mencegah kasus tawuran pelajar dan kasus-kasus kenakalan remaja lainnya, Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda melakukan apel pembinaan kepada semua siswa SMKN 7 Samarinda. Dalam apel pembinaan tersebut, selain diikuti oleh seluruh pelajar, juga dihadiri langsung kepala sekolah dan semua dewan guru.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, yang diwakili oleh Kanit Samapta Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda Iptu Kasidi, S.H., menyampaikan beberapa hal dalam apel tersebut. Inti pembinaan berkaitan dengan tertib berlalulintas, bahaya narkoba, dan tawuran pelajar. Sementara itu, kegiatan apel pembinaan dilakukan pada Senin, 14 September 2024.
Dalam kegiatan tersebut Iptu Kasidi, S. H., menghimbau kepada seluruh Siswa-siswi agar mampu menjaga diri dengan baik. Jangan mudah terjurumus dalam pergaulan yang menyesatkan dan bernilai negatif. (https://polrestasamarinda.id/2024/10/14/cegah-tawuran-pelajar-kanit-samapta-polsek-kawasan-pelabuhan-samarinda-beri-pembinaan-siswa-smkn-7-samarinda/).
Miris bukan main, pelaku tawuran bukan lagi dari kalangan SMA/SMK melainkan siswa SMP. Para pelajar ini seharusnya fokus belajar agar berprestasi disekolah bukan malah ikut aksi tawuran. Entahlah apa dibenak mereka para pelajar yang ada diakhir zaman ini. Kerusakan pemikiranlah yang mengantarkan mereka pada rusaknya perilaku. Wajar, mereka jadi berlomba-lomba melakukan aksi tawuran untuk unjuk kekuatan.
Beginilah realitas generasi muda yang begitu mencemaskan yang tidak lepas dari penerapan sistem kapitalisme sekuler liberal yang memisahkan agama dari kehidupan. Mereka bebas melakukan apa pun yang diinginkan tanpa perduli dari aturan Sang Pencipta. Tidak perduli apakah tindakannya merugikan orang lain atau tidak. Mereka cenderung labil dan mudah terprovokasi.
Lalu, sistem pendidikan kapitalisme yang diemban saat ini yang hanya memperioritaskan nilai semata. Sedangkan pendidikan keagamaan sebatas pelajaran tambahan saja. Inilah efek dari kegagalan sistem pendidikan hari ini dalam mencetak kualitas generasi yang seharusnya melahirkan para generasi muda yang intelektual yang berbudi pekerti luhur. Alih-alih terwujud generasi emas justru menjadi generasi (c)emas.
Ditambah lagi sering kita temui para orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak lagi memperhatikan anaknya padahal hilangnya peran orang tua yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pada anak. Beginilah jadinya, anak merasa tidak dapat pengawasan dan pendidikan yang cukup dari orang tua sehingga anak nakal dan mudah tawuran.