Opini

Pasar Sehat Cileunyi Tengah Sakit, Imbas Sampah Menggunung

108
×

Pasar Sehat Cileunyi Tengah Sakit, Imbas Sampah Menggunung

Sebarkan artikel ini

Nani Sumarni
Aktivis Muslimah

Permasalahan sampah di beberapa daerah rupanya belum menemukan titik terang hingga saat ini. Seperti halnya terjadi di Pasar sehat Cileunyi (PSC), kini tengah sakit parah gegara sampah kembali menggunung di sejumlah titik pasar yang terletak di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. (bandungraya..net, 20/9/24)

Gunungan sampah di PSC ini, semakin hari semakin memprihatinkan. Sampah mengakibatkan akses jalan tertutup, bahkan sampai menggunung setinggi kios-kios di pasar tersebut. Rupanya permasalahan sampah hingga saat ini belum menemukan titik terang.

Tentunya dengan kejadian ini tidak ada yang mau disalahkan, pihak pedagang sendiri merasa sudah menunaikan kewajibannya dengan membayar retribusi sampah kepada pihak pengelola PSC. Sedangkan pihak pengelola mengungkapkan bahwa menggunungnya sampah diakibatkan pengangkutan kerap terlambat dan banyak sampah berasal dari warga setempat dibuang ke PSC.

Pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) kebersihan Cileunyi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung mengakui menggunungnya sampah di PSC dan mengungkapkan jika sampah tersebut kerap ditarik armada secara reguler. Hanya saja, menurut kepala UPT kebersihan tersebut menyebutkan bahwa masalah ini akibat dari pengelola PSC yang tidak mau bekerjasama.

Darurat Sampah
Upaya pemerintah daerah (Pemda) Kab Bandung dalam pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) di wilayah Kencana, Rancaekek memang patut diapresiasi. Sebagai pilot project, TPS3R diharapkan bisa menjadi solusi bebas dari sampah organik. Namun sayangnya ini tidak akan efektif, sebab sampah paling besar bukanlah sampah organik.

Perlu diingat bahwa masalah sampah sebenarnya bukan hanya masalah regional, namun sudah menjadi masalah global. Karena dampak yang ditimbulkan dari masalah sampah tidak hanya berefek pada manusia, tetapi hewan dan lingkungan pun merasakannya.

Persoalan ini akan terus terulang, bila pengelolaan sampah dan penegakan hukum masih minim sekali. Ini menunjukkan bahwa negara kurang serius dalam menanganinya ditambah dengan rendahnya kesadaran rakyat akan bahaya sampah.

Yang lebih mengejutkan lagi, pemerintah impor sampah plastik dan kertas untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik pengolah barang bekas. Alhasil negeri yang seharusnya bersih menjadi negeri darurat sampah.

Pemerintah tidak menindak tegas perusahaan yang mengimpor sampah plastik. Dalam industri daur ulang, sampah plastik bernilai jual rendah, seperti plastik kemasan dan kantong kresek dianggap tidak bernilai hingga akhirnya tidak terkelola.

Sistem kapitalisme hari ini, membuat cara berpikir manusia menjadi sempit, yakni hanya mengutamakan keuntungan dan kemudahan. Cara berpikir masyarakat diarahkan serba instant untuk mendapatkan uang dan tidak mau disulitkan dengan cara membuang sampah yang benar. Sehingga masyarakat terbiasa tidak memperhatikan dampak yang timbul yaitu, kerusakan lingkungan dan memperdulikan keselamatan manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *