Opini

Paradoks Pertumbuhan Ekonomi Ala Kapitalis

116

Oleh: Astriani Lydia, S.S

Meski daya beli masyarakat dinilai sedang menurun, namun pelaku usaha masih ada yang membangun mall baru. Salah satunya Pakuwon Mall Bekasi yang berlokasi di kawasan Pekayon Raya, Bekasi Selatan dengan luas 3,8 hektar.

Mengutip dari RRI.co.id, Presiden Direktur Pakuwon Group Stefanus Ridwan Suhendra mengatakan, saat pembukaan Pakuwon Mall Bekasi,
“Meski baru dibuka, tingkat okupansi mall mencapai 95 persen. Kami percaya dengan kehadiran Pakuwon Mall ini akan membuat Bekasi menjadi kota yang modern dan dapat meningkatkan perekonomian,” Jumat (22/11/2024).

Kehadiran mall ini menurutnya juga, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui penyerapan tenaga kerja. Karena di Pakuwon Mall Bekasi ada 250 tenant yang kebanyakan tenant jenama internasional, diantaranya jenama fesyen dari Korea.

Pakuwon Mall Bekasi mengusung konsep ‘One of A Kind lifestyle, Experience, Entertainment’ dan ‘one-stop shopping’. Pengunjung bukan hanya belanja, tapi juga bisa bermain dengan di tiga wahana dengan tema ‘Playground, arcade’ dan ‘adventure’.

Yang menarik, Pakuwon Mall Bekasi juga dilengkapi dengan ‘Amphitheater, nursery room’ dan masjid megah di dalam mall. Sehingga nyaman bagi pengunjung mulai dari keluarga, profesional, milenial dan anak-anak muda.

“Lebih dari sekadar tempat belanja, kehadiran mall ini diharapkan bisa memberikan dampak positif. Utamanya berkontribusi pada pertumbuhan industri ritel dan kreatif,” ujar Direktur Pakuwon Group Eiffel Tedja.

Ketua Umum  Asosiasi Pengusaha Ritel Merk Global Indonesia (APREGINDO) Handaka Santosa sepakat dengan pendapat tersebut. Handaka mengatakan Indonesia harus punya tempat belanja yang lengkap dengan brand internasional.

“Supaya masyarakat kelas atas mau membelanjakan uangnya di dalam negeri. Kebanyakan dari mereka seringnya belanja ke Malaysia dan Singapura karena harga barang-barang di sana lebih murah,” ucap Handaka.

Menurut Handaka, potensi daya beli masyarakat masih cukup besar, utamanya dari kelompok masyarakat kelas atas. “Ini data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) ya,  masyarakat yang memiliki tabungan di atas 5 miliar jumlahnya justru naik,” katanya. (RRI.co.id, 23/11/2024)

Exit mobile version