Opini

Negara Terbebani, Rakyat Terabaikan

102
×

Negara Terbebani, Rakyat Terabaikan

Sebarkan artikel ini

Oleh : Astina

Pembangunan IKN hampir rampung, dan akan digunakan untuk upacara kemerdekaan tahun ini. Sebelum dilaksanakannya upacara kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus nantinya. Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke IKN, tidak hanya berangkat bersama pejabat negara terkait, tetapi juga mengajak beberapa influenser atau artis yang terkenal.

Ajakan Presiden Joko Widodo pada para influencer atau pesohor untuk melakukan kunjungan ke IKN alias Ibu Kota Nusantara menuai pro-kontra. Diketahui Jokowi didampingi sejumlah influencer untuk meresmikan Jembatan Pulau Balang dan meninjau pembangunan jalan tol menuju IKN.
Sejumlah pengamat politik menilai, kehadiran influencer di IKN pada akhir pekan kemarin tidak begitu diperlukan. Semestinya, kata pengamat politik Adi Prayitno, yang harus menjadi prioritas Jokowi adalah bagaimana caranya investor datang ke IKN.

Sementara analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganggap Jokowi mengajak influencer ke IKN hanya untuk memoles citra IKN agar positif. Padahal, pembangunan IKN tahap pertama belum sepenuhnya rampung menjelang akhir jabatan Jokowi.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden, Grace Natalie, menjelaskan alasan kehadiran influencer bersama Presiden Jokowi di IKN. Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan pemerintah mengajak pesohor ke IKN sebagai satu bentuk keterbukaan pada publik.

Kunjungan ke IKN dengan membawa banyak influencer membebani anggaran negara. Langkah tersebut juga menguatkan Pencitraan akan pembangunan IKN yang masih banyak persoalan dan terancam gagal. Hal ini menggambarkan kebijakan yang dilaksanakan tidak efektif dan efisien. Demikian pula influencer yang ikut pun seolah menutup mata atas semua persoalan pembangunan IKN. Pencitraan juga makin Nampak ketika kunjungan tidak disertai dengan kunjungan kepada masyarakat terdampak Pembangunan IKN.

Pembangunan IKN saat ini juga mendapatkan pro-kontra, karena bukan hanya membebankan anggaran negara tetapi juga berdampak pada masyarakat. Menurut kesaksian seorang warga yang tinggal di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Sukini, kendaraan truk itu beroperasi tanpa henti alias 24 jam penuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *