Oleh Neneng Hermawati
Pendidik Generasi Cemerlang
Sungguh memprihatinkan kondisi umat Islam saat ini. Genosida tidak hanya terjadi di Palestina dan Libanon, di Myanmar pun konflik masih terus terjadi dan berujung genosida.
Para pengungsi Rohingya hidup terkatung-katung di negeri orang, tak tahu kemana harus menetap demi menghindari genosida di negara mereka sendiri. Niat hati menghindari konflik di negara asalnya Myanmar, datang ke negara Indonesia malah mendapatkan penolakan dari warganya.
Sebagaimana yang terjadi pada hari kamis(24-10-2024), sebanyak 152 orang pengungsi Rohingya mendapatkan penolakan dari warga saat terdampar di Pantai labu, Deli Serdang Sumatera Utara.(cnnindonsesia.com, 25/10/2024)
Sebelumya juga sudah terdapat ribuan pengungsi Rohingya masuk wilayah Indonesia. Menurut data UNHCR, sejak tahun 2023 tercatat 2.288 orang pengungsi muslim Rohingya.
Pada awalnya kedatangan pengungsi muslim Rohingya diterima dan diperlakukan layaknya tamu. Namun sayang, yang terjadi saat ini adalah perubahan sikap warga terhadap para pengungsi Rohingya disebabkan oleh beberapa hal di antaranya, pengungsi Rohingya semakin banyak hingga mencapai ribuan, terbentuknya opini negatif yang menyebabkan kebencian terhadap pengungsi Rohingya, dan adanya temuan bahwa kedatangan mereka melibatkan jaringan sindikat perdagangan orang. Hal tersebut diungkapkan oleh pihak kepolisian bahwa pengungsi Rohingya membayar 14-16 juta perorang agar dapat tempat di kapal.
Selain penyebab di atas, faham Nasionalisme menjadi penyebab utama penolakan terhadap pengungsi Rohingya. Mereka dianggap sebagai orang asing sehingga warga atau negeri ini tidak merasa bertanggung jawab atas nasib dan keselamatan para pengungsi Rohingya.
Mereka hanya didata dan ditolong sekedarnya, yang kemudian dipindahkan ke negara yang mau menampungnya.
Faham nasionalisme menjadikan rasa persaudaraan sesama muslim hilang. Nasionalisme juga menanamkan pada seorang muslim hanya mengakui saudara berdasarkan bangsanya masing-masing. Sehingga wajar sikap yang ditunjukkan muslim Indonesia kepada muslim Rohingya adalah ketidakpedulian terhadap kondisi pengungsi Rohingya. Genosida yang menimpa muslim Rohingya di Myanmar merupakan urusan mereka sendiri yang tidak ada kaitannya dengan Indonesia meskipun mereka diikat dengan ikatan akidah yang satu yaitu akidah Islam.