Berbeda tentunya dengan sistem islam yang mampu memberikan hukuman terbaik berdasarkan wahyu bukan nafsu atau akal, standar memutuskan hukuman berpedoman kepada Al Quran bukan pada orang dalam, sekalipun yang terjerat kasus adalah anak ketua hakim misalnya, maka hukum tetap berjalan sesuai dengan aturan Al Quran, sungguh apa yang di contuhkan Rasulullah adalah teladan, Rasulullah saw bersabda: “ _demi Allah jika fatimah binti muhammad mencuri aku sendiri yang akan memotong tangannya_ ” (HR. Bukhari Muslim) maka berjalannya hukum sesuai syara’ akan memberikan keberkahan dari langit dan bumi.
Hukuman dalam islam juga akan memberikan efek jera dan penghapus dosa ketika seseorang pernah melakukan pembunuhan tanpa sebab maka begitupun dengan hukuman nya adalah eksesusi mati, nyawa dibalas nyawa dan hal tersebut akan disaksikan oleh banyak orang sesuai dengan teknis misal, lewat sosmed, televisi, siaran langsung semua mata menyaksikan keberlangsungan hukuman tersebut sehingga ini menjadi pembelajaran bagi yang lain untuk tidak melakukan hal yang serupa. Kejamkah? Tidak manusiawikah? Jika standar dalam berhukum adalah perasaan tentu kejam, tapi hukum Allah berdasarkan wahyu apalagi perasaan, maka ini menjadi kebaikan untuk semua orang. Allah pun mencation dalam kalam Nya tentang wajibnya berhukum dengan syariat menjalankan hukum qishos seperti kewajiban menjalankan puasa sebulan full, jika saja kita menjalankan syariat puasa dengan suka rela lalu mengapa ketika permasalahan hukum masih kita pilah pilih?
_Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu melaksanakan qishos berkenaan dengan orang yang dibunuh_ . (TQS Al-Baqaroh: 178)
Kembalilah kepada aturan Allah yang tidak punya kecacatan sehingga keberkahan negeri inipun akan di dapatkan, tak hanya Indonesia tapi juga seluruh dunia, akan mendapatkan keberkahan dari sang kholiq atas penerapan Al-Quran. Kembali kepada islam yang rahmatan lil alamin.
_Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan_ (TQS Al A’raf: 96)
Wallahualam.