Opini

Muharam Bulan Momen Perubahan Hakiki

164

Oleh Ummu Fauzi
Pegiat Literasi

Muharam adalah bulan yang banyak memiliki keutamaan serta makna yang sangat penting bagi umat Islam. Muharam juga merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah. Pada bulan ini sebuah sejarah terjadi yaitu hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah yang menjadi titik awal penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Bagi umat Islam bulan ini termasuk salah satu bulan mulia dan disambut sebagai tahun baru Islam. Banyak acara keagamaan diadakan sebagai bentuk penghormatan, seperti kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Pada tanggal 21 Juli 2024 Desa Cileunyi Wetan bekerja sama dengan Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam menyelenggarakan Gebyar Muharam jilid III yang berlangsung di Aula Desa Cileunyi Wetan. Acara ini dimeriahkan dengan berbagai lomba seperti musabaqoh tilawatil qur’an, mewarnai, kaligrafi, tahfidz, pildacil, pembacaan barzanji, nadzoman, dan pidato antar ketua RT dan RW. Selain itu ada juga acara santunan anak yatim dan cukur rambut dengan bayar seikhlasnya yang hasil uangnya didonasikan kepada anak yatim. Ketua GP Ansor Ridwan mengungkapkan sangat bangga dengan antusias warga yang membuktikan bahwa keberadaan mereka di terima oleh masyarakat disana. Sedangkan H. Hari Hariono S.H. selaku Kepala Desa menyampaikan apresiasinya dengan kegiatan tersebut yang dirasakan dampaknya yaitu kegiatan keagamaan di Desa Cileunyi Wetan semakin berkembang dan masif.

Kegiatan-kegiatan di atas sudah menjadi agenda rutin tahunan setiap memasuki bulan Muharam. Tahun baru Hijriah atau bulan muharam selalu disambut dengan meriah. Mereka memahami dibulan ini banyak keutamaannya, terutama melakukan amalan-amalan mahdoh yang akan dilipatgandakan pahalanya, seperti amalan saum sunah, sedekah, dan menyantuni anak yatim, juga gebyar tablihg akbar yang diselenggaran oleh masjid-masjid yang ada di lingkungan mereka. Tetapi semua itu hanya sekedar seremonial tahunan yang tidak berdampak pada perubahan yang menjadi tujuan utama hijrah.

Semua kegiatan tersebut memang patut diapresiasi. Tetapi sayangnya hal itu dapat menggiring umat untuk sekedar mengingat momen hijrah tanpa memahami makna yang sebenarnya. Bulan Muharam merupakan bulan permulaan hijrah yang menjadi momen pembentukan masyarakat dan negara Islam. Umat Islam yang dulu jahiliyah selama di Mekkah telah berhasil memiliki suatu institusi yang menyatukan dan menjadikan umat Islam kuat. Dengan begitu mereka dapat memperoleh ketenangan dalam beribadah dan kemenangan atas agama lain. Ketenangan dan kemenangan yang seperti zaman Rasulullah-lah yang harus diperjuangkan pada masa sekarang.

Ketika memperhatikan masa sekarang tidak jauh berbeda dengan keadaan Mekkah pada masa sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Banyak kemaksiatan dan kesyirikan yang terjadi dimana-mana. Fakta sekarang umat Islam berada dalam sistem jahiliyah modern yaitu sitem sekuler liberalisme. Ajaran Islam dijauhkan dari pemeluknya. Islam hanya ditempatkan dalam urusan ibadah, akhlak dan keluarga saja yang diperbolehkan. Sementara dalam aspek kehidupan lainnya seperti ekonomi, hukum, pergaulan, pendidikan, keamanan, dan lainnya masih menerapkan aturan sekuler. Bahkan dalam sistem kehidupan sekulerisme akidahpun terancam. Karena aturan ini telah melahirkan ide liberalisme (kebebasan). Maka wajar muncul paham pluralisme dan sinkretisme. Akibatnya kualitas ibadah umat pun jauh dari kata layak, sehingga menyebabkan mereka jauh dari aturan-aturan agama. Mereka berperilaku bebas melakukan apa saja sesuai dengan kehendak nafsunya. Pergaulan dikalangan remaja sudah bebas tanpa batas yang menyebabkan perzinaan yang berujung pada tindakan aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan.

Keadaan Mekkah ketika ditinggalkan Rasulullah dalam keadaan menjalankan aturan-aturan jahiliyah. Masyarakatnya masih mempertahankan sistem kehidupan yang penuh dengan kesyirikan, perdukunan dan takhayul, perjudian, riba perzinaan, kecurangan dalam perdagangan, ketimpangan ekonomi, penindasan terhadap perempuan serta fanatisme kesukuan dan lain-lain. Pada saat yang sama mereka memusuhi Rasulullah karena menyeru kepada Islam yang membawa aturan-aturan untuk mengubah secara total aturan hidup kufur yang mereka jalankan.

Exit mobile version