Opini

Misi Kunjungan Paus dan Bahaya Respon Kepemimpinan Sekuler

79
×

Misi Kunjungan Paus dan Bahaya Respon Kepemimpinan Sekuler

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ummi Roslina

(aktivis muslimah Deli Serdang).

Indonesia kedatangan Paus Fransiskus, pemimpin gereja katolik dunia. Kunjungan ini di sambut dengan sangat berlebihan dari penguasa dan sebagai pemuka agama muslim dan sebagian kalangan pelajar muslim di negeri ini.
Dilansir dari Jakarta, CNN Indonesia — Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus menyampaikan pidato tentang perdamaian saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Rabu (4/9) pagi.
Dia membahas sejumlah fenomena konflik di berbagai negara. Paus berpendapat konflik-konflik itu disebabkan oleh pihak-pihak intoleran yang berusaha memaksakan visinya ke masyarakat.

KOMPAS..com – Sebanyak 33 tokoh muslim Indonesia meluncurkan buku berjudul “Salve, Peregrinans Spei”, yang berarti “Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan”, untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-5 September 2024. Buku ini tidak hanya sekadar sambutan, tetapi juga menggambarkan semangat keberagaman dan pluralisme yang hidup di Indonesia. “Kedatangan Paus Fransiskus adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat dialog antaragama yang inklusif dan mencerahkan,” kata Sekretaris Frans Seda Foundation, Willem L Turpijn dalam keterangan resminya yang dikutip Kompas..com, Senin (2/9/2024).

Sejati nya setiap kunjungan pemimpin dunia, walaupun itu kunjungan keagamaan pasti bukan kunjungan biasa. Pasti setiap kunjungan ada tujuan-tujuan politik dan pasti nya tujuan tersebut sangat erat dengan tempat yang dikunjungi. Apalagi kalau kita melihat, Indonesia yang menjadi tempat kunjungan dari seorang pemimpin agama dunia merupakan negeri yang mayoritas penduduk nya muslim, surplus generasi, negeri yang kaya dengan limpahan kekayaan alam apalagi terkenal di dunia dengan kerukunan umat di dalamnya dengan segala kemajemukan budayanya. Terlebih kunjungan ini ditengah suasana perpolitikan yang sedang memanas di akhir masa jabatan rezim yang berkuasa.

Tentunya umat islam wajib bertanya ada apa dibalik kunjungan dari Paus Fransiskus ini di Indonesia. Misi apa yang sedang dilakukan Paus dari kunjungan ini.

Secara sangat jelas publik dapat melihat ada target di balik kunjungan ini yaitu adanya tekanan global soal toleransi ala moderasi. Moderasi beragama yang selama ini sudah di program kan oleh penguasa di negeri ini dalam seluruh lini melalui kementrian agama dan bekerjasama dengan semua elemen di masyarakat. Upaya-upaya penguasa yang selama ini untuk menghalangi kaum muslimin yang menginginkan penerapan syariat islam kaffah dalam bingkai negara sebagai solusi dari buruknya penerapan sistem demokrasi kapitalisme sekularisme yang saat ini kerusakan nya, kehancuran nya, kesengsaraan nya sudah di titik nadir di alami oleh rakyat di Indonesia. Ketidak adilan dan kezoliman yang dilakukan oleh penguasa demokrasi yang sudah sempurna membuat rakyat merasa muak dan menginginkan perubahan. Melalui kunjungan Paus ini menegaskan bahwa penguasa dunia saat ini yaitu negara barat penjajah sebagai kapitalisme global dengan badan dunia nya mewajibkan Indonesia agar benar-benar menjalankan program moderasi ini.

Tekanan global ini bisa dilihat dari berbagai statement Paus, misalnya soal definisi baru politik adalah bukan perang tapi kasih sayang, kekayaan Indonesia bukan tambang emas tapi harmonisasi, memberkati pernikahan sesama jenis . Isi pidato Paus Fransiskus di istana presiden mengungkapkan sangat gamblang apa misi dari kedatangan nya dan apa yang diinginkan negara kapitalisme global dari Indonesia. Apa yang dikatakan dengan istilah politik bukan perang tapi kasih sayang adalah secara tidak langsung mengartikan bahwa Paus ingin bahwa Indonesia dan rakyat nya bisa menerima semua ideologi dan pemikiran serta budaya apa saja dan bersikap toleran terhadap semua ideologi itu dan sikap intoleran terhadap semua itu adalah memunculkan konflik. Kita tahu kemana arah pidato Paus yaitu yang dimaksud adalah ideologi, pemikiran, dan budaya barat. Istilah politik kasih sayang agar negara membiarkan budaya barat seperti zina, Lgbt, perkawinan sejenis, dan semua kebuyaan barat. Karena Paus sangat faham umat islam merupakan mayoritas di negeri ini masih teguh pada aqidah islam, dan tidak akan membiarkan budaya liberal itu merusak umat dan Paus juga sangat faham bahwa umat menginginkan syariah islam dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Seperti dalam statement Paus tentang kekayaan Indonesia bukan tambang emas tapi harmonisasi tujuan Paus agar umat di negeri ini tidak perlu meributkan pengelolaan tambang emas oleh para kapitalis penjajah, karena negeri ini adalah negeri yang damai. Sehingga umat harus bersikap harmonis dengan para penguasa yang membegal kekayaan alam negeri ini. Itulah isi dari sebenarnya dari statement nya. Paus juga faham ada indikasi kebangkitan islam dari Indonesia, maka itulah mengapa dalam statement nya bahwa konflik-konflik di Indonesia disebabkan oleh pihak pihak intoleran yang berusaha memaksakan visinya ke masyarakat. Bisa dipastikan bahwa pihak yang intoleran itu ditujukan kepada islam dan umat nya yang menginginkan penerapan syari’ah islam untuk menyelamatkan negeri.

Ironinya, semua statement Paus direspon positif oleh para pemimpin dan masyarakat muslim. Contoh, kasus usulan azan running text yang dianggap wajar oleh kalangan mahasiswa muslim, antusiasme tokoh-tokoh muslim yang kebablasan, lebih parah lagi ada seorang guru muslim yang menangis terharu dengan pidato paus tentang pluralisme dan harmonisasi, astaghfirullah sungguh sangat menyedihkan apa yang telah terjadi dengan keimanan dan syu’ur islam mereka. Bagaimana mungkin mereka lupa bahwa air mata kekaguman itu harus nya ditujukan bagi tauladan mereka baginda Rasulullah SAW dan keimanan, sikap islam , agama mereka bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Bahkan buku yang berjudul “Salam bagimu sang peziarah harapan” yang diluncurkan oleh 33 tokoh muslim yang menuliskan kekaguman luar biasa atas kedatangan Paus Fransiskus dan menggambarkan semangat keberagaman dan pluralisme di Indonesia. Bagaimana mungkin para tokoh muslim itu bisa kehilangan pada keindahan dan kesempurnaan ajaran agama mereka sendiri yaitu islam. Seperti juga dalam kasus usulan azan running text, MUI yang diwakili oleh KH. Cholil Nafis sama juga dengan pendapat PBNU, mereka mengatakan bahwa tidak masalah azan running text itu kan hanya azan elektronik, berbeda dengan azan yang dikumandangkan di kampung-kampung , sehingga demi menghormati misa paus tidak mengapa tidak di syiarkan suara azan di TV pada waktu solat maghrib. Padahal umat faham bahwa azan ini adalah azan syar’i yang memang sebagai syiar yang dilakukan oleh negara untuk pengingat solat bagi umat nya yang harus tidak boleh bahkan haram hukumnya di tindakan apalagi demi acara agama lain. Tentu kita akan bertanya kenapa acara misa nya disiarkan live di TV di negeri yang mayoritas penduduk nya muslim dan bagaimana mungkin hanya karena demi menghormati misa sampai mengorbankan aqidah dan syiar kumandang azan magrib?.

Betapa kita dapat melihat bagaimana perlakuan kebablasan dan berlebihan dari para tokoh, pemuka agama muslim ini menyambut dan menyikapi pidato Paus Fransiskus merupakan sebuah skenario dan makar yang sangat terang benderang memang sudah ada upaya perencanaan yang tersistematis untuk memenangkan agenda dunia yaitu barat penjajah melalui agen-agen barat /umala yang kita bisa lihat yaitu dengan adanya para tokoh-tokoh agama muslim yang mendukung kedatangan Paus dengan berlebihan ini. Para pemuka agama tersebut telah menjadi agen barat dengan bayaran harta, tahta, jabatan, dan dunia yang murah ini untuk menjalankan agenda global mereka. Agenda ini adalah agenda yang ingin melemahkan akidah umat dan justru jika dilihat apa yang dilakukan Paus Fransiskus ini adalah justru malah ingin memecah kerukunan umat beragama di negeri ini . Dimana kerukunan ini sudah ada jauh sebelum paus fransiskus datang.

Umat islam di negeri harus menyadari bahwa adanya target tadlil siyasi oleh kepemimpinan sekuler untuk memenangkan program moderasi beragama yang sejatinya menggerus akidah umat. Hal ini dapat dilihat dengan dukungan dan respon penguasa yang sangat luar biasa terhadap kedatangan Paus Fransiskus dan pidato-pidato Paus dihadapan Presiden jokowi di istana merdeka yang isi pidato nya berupa harapan-harapan Paus terhadap Indonesia dan pemimpin Indonesia yang baru di lantik agar Indonesia lebih moderat dalam beragama dan memberi toleransi terhadap semua ideologi, pemikiran, dan budaya*Misi Kunjungan Paus dan Bahaya Respon Kepemimpinan Sekuler*

Oleh: Ummi Roslina (aktivis muslimah Deli Serdang).

Indonesia kedatangan Paus Fransiskus, pemimpin gereja katolik dunia. Kunjungan ini di sambut dengan sangat berlebihan dari penguasa dan sebagai pemuka agama muslim dan sebagian kalangan pelajar muslim di negeri ini.
Dilansir dari Jakarta, CNN Indonesia — Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus menyampaikan pidato tentang perdamaian saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Rabu (4/9) pagi.
Dia membahas sejumlah fenomena konflik di berbagai negara. Paus berpendapat konflik-konflik itu disebabkan oleh pihak-pihak intoleran yang berusaha memaksakan visinya ke masyarakat.
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240904142129-106-1140913/pidato-lengkap-paus-fransiskus

Juga dilansir dari JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 33 tokoh muslim Indonesia meluncurkan buku berjudul “Salve, Peregrinans Spei”, yang berarti “Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan”, untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-5 September 2024. Buku ini tidak hanya sekadar sambutan, tetapi juga menggambarkan semangat keberagaman dan pluralisme yang hidup di Indonesia. “Kedatangan Paus Fransiskus adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat dialog antaragama yang inklusif dan mencerahkan,” kata Sekretaris Frans Seda Foundation, Willem L Turpijn dalam keterangan resminya yang dikutip Kompas.com, Senin (2/9/2024).

Sejati nya setiap kunjungan pemimpin dunia, walaupun itu kunjungan keagamaan pasti bukan kunjungan biasa. Pasti setiap kunjungan ada tujuan-tujuan politik dan pasti nya tujuan tersebut sangat erat dengan tempat yang dikunjungi. Apalagi kalau kita melihat, Indonesia yang menjadi tempat kunjungan dari seorang pemimpin agama dunia merupakan negeri yang mayoritas penduduk nya muslim, surplus generasi, negeri yang kaya dengan limpahan kekayaan alam apalagi terkenal di dunia dengan kerukunan umat di dalamnya dengan segala kemajemukan budayanya. Terlebih kunjungan ini ditengah suasana perpolitikan yang sedang memanas di akhir masa jabatan rezim yang berkuasa.
Tentunya umat islam wajib bertanya ada apa dibalik kunjungan dari Paus Fransiskus ini di Indonesia. Misi apa yang sedang dilakukan Paus dari kunjungan ini.

Secara sangat jelas publik dapat melihat ada target di balik kunjungan ini yaitu adanya tekanan global soal toleransi ala moderasi. Moderasi beragama yang selama ini sudah di program kan oleh penguasa di negeri ini dalam seluruh lini melalui kementrian agama dan bekerjasama dengan semua elemen di masyarakat. Upaya-upaya penguasa yang selama ini untuk menghalangi kaum muslimin yang menginginkan penerapan syariat islam kaffah dalam bingkai negara sebagai solusi dari buruknya penerapan sistem demokrasi kapitalisme sekularisme yang saat ini kerusakan nya, kehancuran nya, kesengsaraan nya sudah di titik nadir di alami oleh rakyat di Indonesia. Ketidak adilan dan kezoliman yang dilakukan oleh penguasa demokrasi yang sudah sempurna membuat rakyat merasa muak dan menginginkan perubahan. Melalui kunjungan Paus ini menegaskan bahwa penguasa dunia saat ini yaitu negara barat penjajah sebagai kapitalisme global dengan badan dunia nya mewajibkan Indonesia agar benar-benar menjalankan program moderasi ini.

Tekanan global ini bisa dilihat dari berbagai statement Paus, misalnya soal definisi baru politik adalah bukan perang tapi kasih sayang, kekayaan Indonesia bukan tambang emas tapi harmonisasi, memberkati pernikahan sesama jenis . Isi pidato Paus Fransiskus di istana presiden mengungkapkan sangat gamblang apa misi dari kedatangan nya dan apa yang diinginkan negara kapitalisme global dari Indonesia. Apa yang dikatakan dengan istilah politik bukan perang tapi kasih sayang adalah secara tidak langsung mengartikan bahwa Paus ingin bahwa Indonesia dan rakyat nya bisa menerima semua ideologi dan pemikiran serta budaya apa saja dan bersikap toleran terhadap semua ideologi itu dan sikap intoleran terhadap semua itu adalah memunculkan konflik. Kita tahu kemana arah pidato Paus yaitu yang dimaksud adalah ideologi, pemikiran, dan budaya barat. Istilah politik kasih sayang agar negara membiarkan budaya barat seperti zina, Lgbt, perkawinan sejenis, dan semua kebuyaan barat. Karena Paus sangat faham umat islam merupakan mayoritas di negeri ini masih teguh pada aqidah islam, dan tidak akan membiarkan budaya liberal itu merusak umat dan Paus juga sangat faham bahwa umat menginginkan syariah islam dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Seperti dalam statement Paus tentang kekayaan Indonesia bukan tambang emas tapi harmonisasi tujuan Paus agar umat di negeri ini tidak perlu meributkan pengelolaan tambang emas oleh para kapitalis penjajah, karena negeri ini adalah negeri yang damai. Sehingga umat harus bersikap harmonis dengan para penguasa yang membegal kekayaan alam negeri ini. Itulah isi dari sebenarnya dari statement nya. Paus juga faham ada indikasi kebangkitan islam dari Indonesia, maka itulah mengapa dalam statement nya bahwa konflik-konflik di Indonesia disebabkan oleh pihak pihak intoleran yang berusaha memaksakan visinya ke masyarakat. Bisa dipastikan bahwa pihak yang intoleran itu ditujukan kepada islam dan umat nya yang menginginkan penerapan syari’ah islam untuk menyelamatkan negeri.

Ironinya, semua statement Paus direspon positif oleh para pemimpin dan masyarakat muslim. Contoh, kasus usulan azan running text yang dianggap wajar oleh kalangan mahasiswa muslim, antusiasme tokoh-tokoh muslim yang kebablasan, lebih parah lagi ada seorang guru muslim yang menangis terharu dengan pidato paus tentang pluralisme dan harmonisasi, astaghfirullah sungguh sangat menyedihkan apa yang telah terjadi dengan keimanan dan syu’ur islam mereka. Bagaimana mungkin mereka lupa bahwa air mata kekaguman itu harus nya ditujukan bagi tauladan mereka baginda Rasulullah SAW dan keimanan, sikap islam , agama mereka bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Bahkan buku yang berjudul “Salam bagimu sang peziarah harapan” yang diluncurkan oleh 33 tokoh muslim yang menuliskan kekaguman luar biasa atas kedatangan Paus Fransiskus dan menggambarkan semangat keberagaman dan pluralisme di Indonesia. Bagaimana mungkin para tokoh muslim itu bisa kehilangan pada keindahan dan kesempurnaan ajaran agama mereka sendiri yaitu islam. Seperti juga dalam kasus usulan azan running text, MUI yang diwakili oleh KH. Cholil Nafis sama juga dengan pendapat PBNU, mereka mengatakan bahwa tidak masalah azan running text itu kan hanya azan elektronik, berbeda dengan azan yang dikumandangkan di kampung-kampung , sehingga demi menghormati misa paus tidak mengapa tidak di syiarkan suara azan di TV pada waktu solat maghrib. Padahal umat faham bahwa azan ini adalah azan syar’i yang memang sebagai syiar yang dilakukan oleh negara untuk pengingat solat bagi umat nya yang harus tidak boleh bahkan haram hukumnya di tiadakan apalagi demi acara agama lain. Tentu kita akan bertanya kenapa acara misa nya disiarkan live di TV di negeri yang mayoritas penduduk nya muslim dan bagaimana mungkin hanya karena demi menghormati misa sampai mengorbankan aqidah dan syiar kumandang azan magrib?.

Betapa kita dapat melihat bagaimana perlakuan kebablasan dan berlebihan dari para tokoh, pemuka agama muslim ini menyambut dan menyikapi pidato Paus Fransiskus merupakan sebuah skenario dan makar yang sangat terang benderang memang sudah ada upaya perencanaan yang tersistematis untuk memenangkan agenda dunia yaitu barat penjajah melalui agen-agen barat /umala yang kita bisa lihat yaitu dengan adanya para tokoh-tokoh agama muslim yang mendukung kedatangan Paus dengan berlebihan ini. Para pemuka agama tersebut telah menjadi agen barat dengan bayaran harta, tahta, jabatan, dan dunia yang murah ini untuk menjalankan agenda global mereka. Agenda ini adalah agenda yang ingin melemahkan akidah umat dan justru jika dilihat apa yang dilakukan Paus Fransiskus ini adalah justru malah ingin memecah kerukunan umat beragama di negeri ini . Dimana kerukunan ini sudah ada jauh sebelum paus fransiskus datang.

Umat islam di negeri harus menyadari bahwa adanya target tadlil siyasi oleh kepemimpinan sekuler untuk memenangkan program moderasi beragama yang sejatinya menggerus akidah umat. Hal ini dapat dilihat dengan dukungan dan respon penguasa yang sangat luar biasa terhadap kedatangan Paus Fransiskus dan pidato-pidato Paus dihadapan Presiden jokowi di istana merdeka yang isi pidato nya berupa harapan-harapan Paus terhadap Indonesia dan pemimpin Indonesia yang baru di lantik agar Indonesia lebih moderat dalam beragama dan memberi toleransi terhadap semua ideologi, pemikiran, dan budaya barat. Semua isi pidato itu tentang agenda pluralisme, liberalisme, sinkretisme yang sangat berbahaya bagi bagi akidah umat islam.

Dukungan serta respon yang diberikan penguasa ini terhadap kedatangan Paus dan pidato-pidatonya harus menyadarkan umat bahwa memang ada agenda dan tujuan politik dari misi kunjung Paus oleh kepemimpinan sekuler di negeri ini untuk memenangkan program moderasi beragama ini, penguasa inilah yang sangat berkepentingan dari semua ini pasti nya sesuai kepentingan para penguasa sekuler ini untuk menjaga kekuasaan mereka, agar tetap langgeng berkuasa dan merampok hasil kekayaan alam negeri ini. Karena hanya Islam dengan ideologi nya lah yang menjadi ancaman utama dan satu-satunya dalam kekuasaan kepemimpinan sekuler . Dengan moderasi beragama maka lemah lah akidah umat islam, bahkan akidah umat bisa hilang, dengan begitu lemah lah keinginan mereka terhadap syari’ah islam. Jika umat sudah tidak ingin syari’ah islam. Maka tiada lagi amar makruf nahi munkar, dan tiada lagi keinginan untuk bangkit dan berubah dari kerusakan, kesengsaraan, dari kehancuran akibat dari sistem buatan barat yaitu demokrasi kapitalisme sekularisme yang diterapkan oleh penguasa sekuler saat ini. Dengan begitu bagaimana umat akan menjadi umat yang terbaik , bagaimana Islam itu tinggi dan bagaimana umah merindukan Khilafah yang merupakan janji Allah yang memuliakan islam dan kaum muslimin?Bukan kah
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

اْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.

“ Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya .”

Oleh karena itu umat Islam harus kritis dan punya sikap yang benar sesuai tuntunan syariat terkait bahaya toleransi dan moderasi beragama yang dibawa oleh Paus dan diberi jalan oleh rezim sekuler.
Maka jelas lah bahwa toleransi dan moderasi beragama yang dibawa oleh Paus itu sangat berbahaya bagi akidah umat.
Cukuplah menjadi peringatan Allah azza WA jalla bagi umat ini .
Dalam Qs.ali imran (3):19.

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُۗ ..

Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *