Opini

Miris, Generasi Sadis Buah Sistem Kapitalis

189
×

Miris, Generasi Sadis Buah Sistem Kapitalis

Sebarkan artikel ini

Oleh: Asmawati

(Aktivis Muslimah) 

 

Baru baru ini fenomena kian membuat merinding, berbagai kasus kriminalitas semakin tinggi dan yang lebih mirisnya lagi pelaku kriminalitas tersebut kebanyakan dari para pemuda penerus generasi.

 

Dilansir dari suara.com dimana ada sebuah kasus kriminalitas yang dilakukan oleh anak remaja berusia 14 tahun yang tega membunuh ayah dan nenek serta menikam ibunya sendiri dengan senjata tajam di rumah mereka di jalan Lebak Bulus I, cilandak, jakarta selatan, sabtu ( 30/11/2024 ) lalu.

 

Si anak yang berinisial MAS ini langsung diamankan setelah polisi mendapat laporan dari warga setempat, sementara sang ibu yang terluka dengan tusukan sajam tersebut dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

 

Atmosfer Kekerasan Menyelimuti, kenapa?

Atmosfer kekerasan sejatinya bukanlah fitrah manusia. Karena aslinya manusia menyukai kebaikan. Itu artinya ada suatu kondisi yang mengubah fitrah tersebut menjadi kebalikannya. Yakni sistem sosial yang menaungi lah yang menentukan ciri khas masyarakat yang hidup di dalamnya.

 

Dalam sistem sosial sekuleris kapitalistik saat ini, masyarakat tumbuh menjadi manusia-manusia individualis. Hal ini karena paham kebebasan individu dalam turunan sistem sosial ini telah mematikan sedikit demi sedikit rasa kepedulian terhadap orang lain. Bahkan tak perduli dosa dan kehidupan akhirat.

 

Meski suasana keimanan masih ada. Namun hal itu hanya terbatas di ruang-ruang privat. Atau hanya tersisa di dalam individu saja. Sehingga hal ini tidak berdampak besar di masyarakat. Sejatinya masyarakat bukan hanya kumpulan individu saja. Melainkan juga terbentuk oleh pemikiran, perasaan dan aturan sistem sosial yang ditegakkan Negara.

 

Fenomena kekerasan ini merupakan problem besar yang disebabkan dari persoalan sistematis. Bagaimana tidak? Karena pada faktanya ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, yang dimana semua itu saling berkelindan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *