Oleh Sriyanti
Ibu Rumah Tangga
Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial terkait unggahan aksi pembegalan yang terjadi di daerah Cicalengka Kabupaten Bandung, pada Selasa 07/05/2024. Namun Kapolsek setempat, Kompol Deni Rusnandar menegaskan bahwa berita tersebut adalah hoax, karena berdasarkan hasil penyelidikan terhadap korban, peristiwa tersebut bukanlah tindak kejahatan tapi murni kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan dari arah lawan yang tidak memiliki lampu. (Kompas.com 09/05/2024)
Kemunculan berita hoax bisa dipahami, menyusul marak terjadinya berbagai jenis kejahatan yang saat ini semakin membuat resah masyarakat. Kesalahan dalam menanggapi kasus kecelakaan sebagai aksi pembegalan dipicu oleh kekhawatiran akan tingginya tingkat kriminalitas khususnya di daerah Cicalengka, ditambah lagi dengan aksi geng motor yang sering menimbulkan keributan dan kekerasan. Inilah fakta yang dialami rakyat saat ini, selama tidak adanya jaminan keamanan maka kehidupannya terus dihantui rasa ketakutan.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, misalnya dengan mengusut tindak kriminal, penangkapan dan pemberian hukuman terhadap pelaku, membentuk satuan pengamanan di wilayah rawan kejahatan, patroli dan sebagainya. Begitu juga dengan kasus geng motor, para pemuda yang terkena razia sudah diberi sanksi, komunitasnya dibubarkan, berbagai edukasi terkait kebahayaan kelompok tersebut pun telah disampaikan di sekolah-sekolah agar generasi menjauhinya. Namun, semua upaya tersebut seakan tidak kunjung membuahkan hasil, nyatanya kriminalitas semakin bertambah.
Jika ditelaah lebih mendalam, ketidakberhasilan upaya tersebut disebabkan karena penyelesaiannya yang hanya bersifat parsial dan tidak sampai menyentuh akar permasalahan yaitu berasal dari penerapan sistem kapitalisme sekular. Sistem ini telah menyebabkan berbagai kerusakan di setiap lini kehidupan, di antaranya adalah ketimpangan ekonomi di tengah masyarakat dan juga kerusakan generasi.
Faktor ekonomi disinyalir telah menjadi motif tingginya tindak kejahatan seperti pembegalan. Bagaimana tidak, meroketnya harga berbagai kebutuhan hidup di tengah kesulitan perekonomian, telah menjadikan banyak orang dilanda stres hingga menghalalkan segala cara termasuk melakukan tindak kriminal. Karena kapitalisme telah menjadikan harta dan kesejahteraan hanya berputar pada segelintir orang saja, si kaya semakin jaya si miskin kian menderita. Kesenjangan sosial yang semakin lebar akan memberi celah munculnya berbagai kejahatan.
Begitu juga dengan kerusakan generasi yang terjadi saat ini adalah akibat dari penerapan sistem batil tersebut. Sekularisme yang menjauhkan agama dari pengaturan kehidupan telah menciptakan rapuhnya ketahanan keluarga, aturan pendidikan yang mengedepankan materi, masuknya berbagai pemikiran yang sesat, pergaulan bebas, menghalalkan segala cara, dan lain sebagainya. Semua itu telah melemahkan potensi dan jatidiri mereka hingga terjadi krisis moral dan terjerumus dalam kegelapan. Berpikiran pragmatis, ketika bertindak tidak memikirkan akibatnya terlebih akhiratnya.