Oleh : Zhulia
Tanggal 23 Juli 2024 kemarin peringatan Hari Anak Nasional. Tahun ini merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang ke-40. Melansir dari situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA), tema Hari Anak Nasional 2024 ini sama dengan tahun lalu yakni “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
Semenjak disahkannya Undang-Undang tentang Kesejahtraan Anak, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahtraan anak dan terus mengoptimalkannya, salah satunya dengan mendorong kepedulian semua pihak lewat penyelenggaraan Peringatan Hari Anak Nasional.
Kapitalisme-Sekulerisme Biangkerok
Peringatan Hari Anak Nasional ini hanyalah sebatas seremonial belaka, dimana tidak adanya perubahan yang bermakna selama 40 tahun ini. Pada faktanya problematika anak-anak di Negeri ini semakin kompleks, meningkat dan memperihatinkan seperti stunting, menjadi korban maupun pelaku kekerasan dan pelecehan anak, menjadi pelaku judol, putus sekolah/tidak bisa sekolah, akhlak yang buruk dan masalah lainnya.
Sistem sekularisme mengagungkan kebebasan yang membentuk tingkah laku masyarakat buruk, diamana cenderung didorong oleh hawa nafsu dan jauh dari ketakwaan. Hal inilah yang memicu manusia tega melakukan kekerasan terhadap anak baik fisik maupun seksual. Sekularisme telah menjadikan asas kurikulum pendidikan, sehingga generasi saat ini terbentuk generasi yang liberal.
Sekularisme-Liberalisme menjauhkan keluarga dari peran dan fungsi utamanya dalam membina anak dan menjalankan fungsinya sebagai tempat aman bagi anaknya.
Saat ini, banyak ibu yang sibuk bekerja di luar rumah, sehingga mengabaikan peran utamanya yaitu sebagai pengasuh dan pendidik anak. Tidak terpenuhinya berbagai kebutuhan anak baik kebutuhan pokok, pendidikan maupun kesehatan adalah akibat dari abainya negara menjalankan negara sebagai pengurus umat. Sistem ekonomi yang diterapkan di negeri ini adalah sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan negara gagal mensejahtrakan rakyatnya, termaksud menyediakan layanan kesehatan, pendidikan gratis dan berkualitas. Selain itu, peran keluarga dalam mendidik anak pun semakin melemah. Inilah buah dari hasil sistem kapitalisme-sekulerisme yang diterapkan dalam kehidupan kita di negara ini.