Oleh Umi Lia
Member Akademi Menulis Kreatif
Setiap akhir tahun, agenda mencegah dan melawan radikalisme selalu digelar. Termasuk mengaruskan moderasi beragama di beberapa kampus. Belum lama ini Kementerian Agama membangun Rumah Moderasi Beragama (RMB) di sejumlah Perguruan Tinggi. Seperti yang terjadi di Universitas Brawijaya, melalui Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT PKM) telah meluncurkan Gria Moderasi Beragama di Gazebo Raden Wijaya. Dalam acara launching tersebut digelar juga diskusi dan peluncuran buku bertajuk “Mewujudkan Harmoni Sosial Meneguhkan Keislaman dan Kebangsaan” yang merupakan kumpulan tulisan para dosen agama di kampus itu. (prasetya.ub.ac.id, 12/12/24)
Sebagaimana diketahui bahwa gagasan moderasi beragama telah dijadikan program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 hingga 2024. Maraknya pendirian RMB menunjukkan cara pandang negara atas konflik yang terjadi beserta solusinya. Namun alih-alih memberi penyelesaian, ide ini tidak lebih merupakan upaya untuk menjauhkan muslim dari aturan Islam.
Karena dalam moderasi diajarkan prinsip-prinsip yang bertentangan dengan Islam yang lurus. Moderasi beragama mengajakan bahwa semua agama sama dan benar, sehingga perlu dibangun keterbukaan dan toleran terhadap ajaran lain. Hal itu terus digaungkan dan akan nampak jelas saat menjelang hari raya keagamaan. Faktanya bukan toleransi akan tetapi kontribusi alias pencampuradukan pelaksanaan ajaran agama. Islam dipaksa untuk mengakui kebenaran agama lain serta memosisikan agama Islam sama saja dengan agama lainnya.
Pengarusan moderasi Islam merupakan agenda global jangka panjang yang dirancang untuk seluruh negara-negara muslim di dunia. Ide ini dipropagandakan sebagai pemikiran yang tidak radikal, tidak liberal tapi pertengahan. Direkomendasikan oleh Cheryl Benard, peneliti dari RAND Corporation. Amerika Serikat begitu semangat menanamkan nilai-nilai moderat sebagaimana yang mereka kehendaki. Karena negara adidaya ini ingin mempertahankan hegemoninya. Selama ini praktik penjajahan dan pengerukan sumber daya alam di banyak negara yang mayoritas muslim berjalan mulus dan bahkan legal. Hanya satu yang Amerika takutkan yaitu dominasinya runtuh dengan munculnya kesadaran Islam ideologi. Karena itu ketika masyarakat mulai sadar Islam politik, umat dipalingkan dengan isu-isu radikalisme, ekstremisme dan terorisme.
Ide moderasi yang mengusung toleransi ala Barat, bukan menurut pandangan Islam, kembali banyak diperbincangkan, padahal sudah sangat jelas Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 85:
“Siapa saja yang mencari agama selain Islam, sekali-kali tidaklah akan diterima dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”