Opini

Menjadi Jawara ASEAN di Tingkat Pengangguran, Tak Malu Kah?

280
×

Menjadi Jawara ASEAN di Tingkat Pengangguran, Tak Malu Kah?

Sebarkan artikel ini

Oleh Sri Rahayu Lesmanawaty

(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

Waduh. Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2% tertinggi dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara (Asean). (okezone.com, 21-07-2024). Ko bisa?

Sungguh dalam pemenuhan kebutuhan hidup, lapangan kerja menjadi sangat penting. Sebagai manusia yang hidup di sebuah negara, tentunya peran negara tidak bisa dilepaskan dalam hal ketersediaannya. Bagaimana pun, negara tak bisa abai dalam membuka lapangan kerja bagi rakyatnya agar rakyat dapat memenuhi kebutuhannya secara individu per individu. Jika ini tidak terealisasi wajarlah jika viralnya tingkat pengangguran Indonesia sampai ke seluruh dunia.

Disadari atau tidak, tingginya angka pengangguran ini menjadi tanda gagalnya negara dalam menciptakan lapangan kerja. Negara sudah seharusnya berupaya mewujudkannya karena keberadaan lapangan kerja sesungguhnya merupakan salah satu standar untuk mengukur kesejahteraan ekonomi rakyat di suatu negara.

*Banyaknya Pengangguran Darurat Kemiskinan*

Tingginya tingkat pengangguran kerap menjadi alat ukur untuk memetakan tingkat kemiskinan rakyat. Untuk memutus mata rantai tersebut, setiap negara tentu memiliki strateginya masing-masing.

Faktanya saat ini Indonesia dihadapkan dengan tingginya tingkat pengangguran. Banyak regulasi yang tidak populer bagi pengusaha dalam negeri, yang ternyata juga membuat sejumlah industri memilih untuk gulung tikar. Kebijakan pemerintah terkait impor yang tidak berpihak pada produk dalam negeri, beban pajak yang terlalu tinggi, serta adanya berbagai undang-undang yang condong pada korporasi multinasional seperti UU Cipta kerja menyeret industri dalam negeri mundur teratur menutup usaha mereka. Dampaknya banyak yang kehilangan pekerjaan. Alih-alih berstrategi untuk hindari pengangguran, regulasi yang ada semakin menambah rakyat tak punya lagi ladang penghasilan.

Menurunnya peran industri dalam perekonomian secara menyeluruh menjadi salah satu penyebab pengangguran kian semarak. Lemahnya negara dalam mempersiapkan SDM andal dan bermutu, pengadaan alat berat berteknologi tinggi bagi dunia industri, maupun sejumlah kebijakan yang tidak berpihak pada produsen dalam negeri, menjadi hal yang krusial dalam penurunan peran industri dalam negeri. Walhasil angkat kemiskinan pun tak bisa diminimalisir.

*Paradigma Islam Terkait Pengangguran*

Saat kapitalisme global hanya memperburuk ekonomi dunia melalui pemaksaan liberalisasi pasar, selanjutnya menjerat negara-negara berkembang dalam berbagai kebijakan ekonomi yang membuka arus barang dan jasa di tengah daya saing yang lemah dari negara-negara pembebek, walhasil kestabilan penyediaan lapangan kerja bagi rakyat semakin tereliminasi. Sistem Islam tidaklah demikian.

Dalam sistem Islam negara wajib mengurus rakyat dengan pengurusan yang sempurna. Kemungkinan yang akan menyeret rakyat pada ketiadaan penghidupan sangat dihindari. Sistem Islam tak akan biarkan rakyat menganggur tanpa daya. Negara selalu berupaya agar rakyat mudah memberdayakan dirinya dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *