Opini

Menguak Fakta Tingginya Bunuh Diri di Indonesia

115

 

Oleh Heni Ummufaiz
Ibu Pemerhati Umat

Hidup di lingkaran yang jauh dari aturan Islam akan memberikan atmosfer ketidaknyamanan hidup. Gaya hedonis, liberalis terutama di kota-kota metropolis mengakibatkan tuntutan ekonomi membawa dampak negatif ke setiap individu yang nihil iman. Akibatnya jika tak sanggup menghadapinya, bunuh diri seakan jadi solusi.

Beberapa kota-kota besar di Indonesia menjadi fakta tingginya angka bunuh diri. Data ini sungguh sangat menyedihkan dan harus segera diambil tindakan tuntas agar deret angka bunuh diri tidak lagi bertambah.

Angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Apa penyebabnya?
Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. (CNNIndonesia. Com, 2/07/2024).

Bahkan berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024.15 Mar 2024 (databoks.katadata.co.id, 15/03/2024).

Menelusuri fakta tingginya angka bunuh diri di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Ini data yang terungkap oleh media belum lagi angka-angka yang tidak terdeteksi. Data ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan mental masyarakat kita semakin parah. Karena setiap ada masalah terjadi dan tak mampu menghadapi solusi yang dianggap singkat adalah bunuh diri. Gen Z merupakan tingkat bunuh diri yang paling tinggi, mereka mudah rapuh dan tak sanggup menanggung beban hidup yang beresiko. Gaya hidup hedonis, liberalis serta pemahaman agama yang minim berakibat fatalnya mempertahankan hidup.

Seharusnya ada penanganan khusus agar kondisi ini tidak terus berlangsung. Jangan hanya kepentingan kapitalis generasi kita dikorbankan. Karena selama ini para kapitalis berperan dalam mendorong perilaku hedonis, liberalis hingga konsumtif. Berbagai macam sajian iklan dan konten yang ditengarai didanai para kapitalis justru mendorong perilaku yang tak baik. Ketika seseorang tidak mampu mengikutinya penyelesaian yang ditempuh adalah bunuh diri.

Penting sekali negara melakukan evaluasi atas tingginya angka bunuh diri ini. Berbagai segmen masyarakat harus berperan aktif agar kondisi ini tidak terus terjadi. Mencabut akar sekularisme kapitalis adalah menjadi jawaban tepat atas tingginya bunuh diri di Indonesia. Sekularisme telah menelan korban yang sangat tinggi. Hal ini karena peran agama dipinggirkan dari setiap lini kehidupan. Agama dianggap racun untuk mengatur kehidupan seluruh aktivitas hidup manusia. Saat ini umat Islam lebih suka hidup diatur oleh aturan yang bukan dari Allah, maka tak heran kesengsaraan terus melanda. Di seluruh bidang kehidupan yang jadi pijakan adalah materi yang merupakan asas sekularisme. Bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, polhukam dan yang lainnya semua berlandaskan sekularisme.

Sementara di sisi lain keluarga yang memiliki peran dasar hari ini justru semakin kecil. Orang tua yang seharusnya menjadi tempat curhat anak kini semakin gambar karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Belum lagi jika kedua orang tua terlibat pinjol atau judol menambah deret panjang angka bunuh diri.

Celakanya saat ini masyarakat yang masabodo terhadap kondisi lingkungan sekitarnya berpengaruh pada kejiwaan seseorang. Sikap apatis, melakukan pembullyan baik di media sosial maupun di dunia nyata telah menanamkan benih-benih keputusasaan. Lihat saja kasus pemuda yang bunuh diri di fly over Cimindi Bandung ditengarai karena pembullyan oleh lingkungan sekitarnya. Belum lagi kasus-kasus lain akibat peran masyarakat yang tak peduli dengan kondisi lingkungan saat ini.

Exit mobile version