Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat
Istilah Malin Kundang anak durhaka sangat pantas disematkan kepada seorang anak yang tega membunuh ayah dan neneknya. Perilaku kejam menghilangkan nyawa orang-orang yang dicintai sering terjadi di akhir zaman. Berbagai motif dilakukan oleh pelaku tapi tetap saja perilaku tersebut tidak bisa dimaafkan.
Ini pula yang membuat semua orang mempertanyakan pada pelaku yang masih duduk di sekolah lanjutan tingkat pertama. Polisi mengungkapkan kasus pembunuhan yang dilakukan pelaku atas motif membunuh ayah dan neneknya, bahwa gangguan tidur. Kejadian ini terjadi pada pukul Sabtu (30/11) sekitar pukul 01.00 WIB. Bahkan Pelaku tega menusuk ayah dan neneknya menggunakan pisau hingga tewas. Tidak sampai disitu ibunya pun AP (40) menjadi korban pelaku dengan luka berat dan masih mendapatkan perawatan di rumah sakit. (tvOnenews, 3/12/2024)
Bukan pertama kali kasus anak membunuh orang tua tapi sudah berulang kali. Bahkan kasus ini bukan hanya di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke daerah-daerah terpencil. Mungkin sebagian orang berpikir hal ini mustahil bisa terjadi tetapi faktanya terus terjadi. Namun, inilah fenomena yang terus berulang karena persoalan yang sistematis. Mengapa? Tentu saja persoalan ini bukan karena masalah individu saja tetapi banyak faktor yang membuat seseorang berperilaku sadis hingga tega menghilangkan nyawa orang lain.
Di antara faktor paling dominan adalah faktor keluarga terdekat. Pola asuh yang keliru seperti otoriter, menuntut kesempurnaan tanpa melihat potensi anak ditambah lagi dengan penanaman akidah yang rapuh juga memengaruhi perkembangan psikologi anak. Diperparah dengan sistem hari ini yang telah merenggut fitrah manusia, termasuk mengubah karakter masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan. Hal ini bisa kita lihat dari meningkatnya kriminalitas di masyarakat, konten-konten kekerasan di media sosial yang mudah di akses oleh semua usia. Game online, judi online yang menampilkan konten sadis yang mudah ditiru, bersifat aditif dan memicu terjadinya stres hingga depresi.
Mirisnya peran negara saat ini tidak menjalankan fungsinya termasuk dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang memiliki visi membina kepribadian dan menjaga kesehatan mental generasi. Sistem pendidikan hari ini di negeri-negeri muslim khususnya lebih berorientasi materi. Generasi hari ini lebih dituntut untuk menjadi generasi pekerja bukan bertakwa. Mementingkan kebahagiaan yang bersifat semu dibandingkan generasi berilmu dan tawadhu. Pada akhirnya kesehatan mental generasi kian menjadi-jadi, maka tidaklah heran generasi Malin Kundang makin merajalela.
Islam Jadikan Pedoman