Opini

Manisnya Pencitraan, Pahitnya Kenyataan

151
×

Manisnya Pencitraan, Pahitnya Kenyataan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Nasihah Ummu Mush’ab

(Aktivis Muslimah)

 

Setelah viralnya peringatan darurat garuda biru, tidak berapa lama muncul sejumlah postingan dengan tagar “Indonesia baik baik saja”. Tidak jauh berbeda dengan itu, salah satu ormas adat, Manguni Makasiaow melalui panglimanya, Andi Rompas mengomentari aksi people power di Jakart. Menurutnya Indonesia dalam kondisi darurat jika aksi turun ke jalan dilakukan di seluruh pelosok negeri. Jadi menurut beliau kondisi Indonesia saat ini baik baik saja.

 

Sungguh aneh ditengah carut marutnya negeri ini, muncul pernyataan “Indonesia baik baik saja”, padahal berbagai persoalan sedang menghimpit negeri ini. Utang yang makin menumpuk, lahan rakyat banyak yang dirampas, pajak makin mencekik, ekonomi makin terpuruk, pengangguran makin menggunung dengan banyaknya perusahan yang gulung tikar. Sungguh ironis, hal ini terjadi ditengarai penguasa berusaha menyelesaikan masalah, namun malah hanya membangun pencitraan dengan membayar para buzzer dan influenzer hingga mencapai Rp 90,45 miliar. Inilah potret pemerintahan yang tidak memiliki kapabilitas dalam kinerjanya.

 

Kapabilitas, profesionalitas dan sifat amanah harus melekat dalam diri penguasa. Di dalam sistem Islam, atmosfir kehidupan bermasyarakat dan bernegara di topang oleh tiga pilar. Pertama, individu yang bertaqwa. Kedua, masyarakat kritis yang hadir untuk muhasabah terhadap penguasa. Ketiga, negara yang menjalankan pemerintahan dengan Amanah dan berwenang untuk menjatuhkan sanksi bagi masyarakat yang melanggarnya. Apabila ketiga pilar ini saling bahu membahu maka akan terwujud pemerintahan yang adil.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *