Oleh: Feby Arfanti
(Mahasiswa STAI)
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum nasional 2024. Hal ini di ungkap dalam rangka menyambut hari pendidikan Nasional (Herdiknas) pada tanggal 2 mei 2024 dengan tema “Bergerak bersama lanjutkan merdeka belajar”. Kurikulum yang dianggap dapat mengubah paradigma pendidikan sekaligus kurikulum ini sebagai jawaban dari tantangan perkembangan zaman.
Namun di anggap belum memberikan kejelasan sebagai kurikulum. Menurut Direktur Eksekutif Bajik Dhita Puti Sarasvati, Kurikulum Merdeka masih compang camping. Maka dari itu, banyak kelemahan yang harus diperbaiki.
Bagaimana tidak, pasalnya peserta didik di arahkan kepada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, namun melupakan aspek pembinaan agama/mental. Apalagi faktanya makin hari banyak potret buram pendidikan dalam semuanya aspek baik guru maupun siswa yang melakukan berbagai kemaksiatan dan kejahatan serta pelanggaran hukum. Keduanya banyak di sibukaan dengan berbagai kegiatan yang bersifat materi, gurunya sibuk dengan berbagai administrasi, sehingga ketika berada di ruangan kelas hanya sekedar menjadi penyampai dalam artiannya tidak profesional dalam menjalankan tugasnya ,sementara siswa di patok untuk selalu memenuhi tuntutan kurikulum yang serba terbatas, padahal kurikulum yang sebelumnya, belum mampu di kuasai nya.