Opini

Makanan-minuman halal dan Thayyib, Siapa yang Menjamin?

99

Oleh: Oktavia

(Aktivis Muslimah)

Belum lama ini, kita dihebohkan kabar terkait banyaknya anak-anak yang menjalani prosedur cuci darah di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) akibat penyakit ginjal. Hal ini tentu memprihatinkan bagi kita semua, karena proses pengobatan yang memakan waktu lama dan tidak murah.

Tak tinggal diam mengenai isu ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara bahwa tingginya kasus ini, khususnya gagal ginjal, secara umum disebabkan oleh minimnya edukasi di tengah masyarakat. Khususnya berkaitan kesehatan ginjal dan gaya hidup.

Beliau mengimbuhkan bahwa kasus gagal ginjal kebanyakan yang ditangani saat ini, sudah berlanjut di tahap kronis, sehingga pasien harus melewati perawatan yang panjang. Penyakit gagal ginjal ini dapat diminimalisi dengan cara hidup sehat dan juga melakukan pemeriksaan dini. Penyakit ini disebabkan banyak hal, ada beberapa kasus karena kelainan ginjal, lingkungan, juga gaya hidup.

Menkes Budi juga menyoroti bahwa kebiasaan minum manis berlebihan merupakan salah satu hal yang bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal di usia muda. Ia mengatakan saat ini anak-anak dapat dengan mudah mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, hingga pada akhirnya menjadi salah satu faktor risiko gagal ginjal di kemudian hari (detikHealth.com, 30/07/2024).

Semakin hari dunia kesehatan nampaknya semakin terpuruk, banyak orang sakit dengan skala sakit yang luar biasa banyak diidap oleh masyarakat. Penyakit ini menyerang semua kalangan, tua-muda, kaya-miskin, laki-laki – perempuan pun bisa dengan mudah mengidap penyakit. Kalau kita lihat secara seksama jauh sekali dengan angka kesehatan pada kakek nenek kita dahulu. Penyakit jarang ditemukan, kalaupun sakit akan mudah untuk sembuh. Penyakitnya pun tidak aneh-aneh seperti zaman sekarang.

Jika ditelaah lagi dari segi gaya hidup, makanan, minuman, dan segala yang tersedia saat ini berbeda dengan zaman kakek nenek kita. Dan semua ini memang sengaja terjadi dengan dalih lebih modern, lebih ekonomis, dan lebih menguntungkan bagi para pengusaha makanan-minuman pada umumnya.

Makanan ultra proses, makanan-minuman yang manis-manis menjadi perhatian khusus para para praktisi kesehatan. Seolah para ahli ini telah menelaah dan meneliti kebanyakan penyakit yang beragam juga susah untuk disembuhkan salah satunya disebabkan dari produk-produk pabrik ini. Para praktisi kesehatan lebih menganjurkan untuk meninggalkan makanan-minuman yang berbau Ultra Proses food (UPF) dan juga yang mengandung pemanis diluar kadar yang seharusnya dikonsumsi.

Usaha para praktisi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat mengalami kendala yang berarti, pasalnya mereka sedang berperang dengan sistem yang tidak sejalur dengan ide mereka. Para praktisi kesehatan hanya bermodal edukasi secara personal, sedangkan yang mereka lawan adalah perusahaan-perusahaan super power (penghasil makanan UPF dan makanan-minuman manis) yang di- backingi oleh sistem Kapitalisme . Sistem ini meniscayakan adanya pro-kontra antara yang Haq dan batil, pasalnya sekalipun perusahaan makanan ini memproduksi makanan/minuman yang mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan masyarakat asalkan menghasilkan keuntungan yang berlipat, maka akan terus berlanjut. Standarnya balik lagi adalah mencapai keuntungan sebesar-besarnya dengan mengeluarkan modal sekecil mungkin. Berbeda halnya dengan Islam, yaitu memakai standar halal-haram.

Islam merupakan aqidah aqliyah bagi seorang muslim, Islam sebagai tuntunan dalam mencapai keridhaan Allah SWT dan juga Islam sebagai pengatur kehidupan manusia di bumi. Islam menjadi agama yang completed karena Islam mengatur dari hal terkecil hingga terbesar contohnya berbicara tentang sistem politik.

Salah satu points yang diperhatikan oleh negara jika berasaskan Islam adalah perkara jaminan menyediakan makanan yang halal dan thayib, begitu juga bagaimana negara menjamin kesehatan rakyatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:

Exit mobile version