Opini

Makan Siang Gratis: Janji Manis Sulit Terealisasi

82
×

Makan Siang Gratis: Janji Manis Sulit Terealisasi

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ummu Almahira

(Aktivis Muslimah)

 

Program makan siang gratis masih menjadi wacana yang menggema dari kebijakan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Wacana tersebut menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Mulai dari perdebatan soal anggaran yang dipangkas hingga soal susu sapi yang hendak diganti susu ikan.

 

Ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen juga menolak wacana susu ikan sebagai pelengkap makan bergizi gratis. Menurutnya, daripada ekstraksi protein dari daging ikan menjadi produk susu ikan, dr Tan lebih menyarankan untuk mengkonsumsi ikannya langsung. (health.okezone.com 18/09/2024)

 

Program Janji Manis, Sulit Terealisasi 

Belum juga dilantik, janji manis kampanye presiden terpilih saat ini justru memberikan sinyal bahwa program tersebut tidak bisa dijalankan dengan baik. Adanya perubahan mulai dari anggaran 15.000 menjadi 7.500, makan siang tidak harus dengan nasi, hingga baru-baru ini wacana susu sapi diganti susu ikan.

 

Meski sekilas terlihat kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas generasi, sayangnya hal ini justru memberikan peluang besar demi suksesnya proyek industrialisasi. Sebagaimana diketahui bahwa produk susu ikan masih jarang produksinya di Indonesia, maka dengan kebijakan ini membuka pintu lebar bagi korporasi memproduksi susu ikan. Benarkah program makan siang gratis ini semata-mata demi generasi?

 

Polemik janji manis ini pun semakin menguatkan fakta bahwa penguasa membuat kebijakan tidak lantas menjadi wadah untuk melayani rakyat sepenuh hati, melainkan hanya sebagai alat transaksi antar penguasa dengan rakyat. Sehingga benarlah ungkapan selama ini “No Free Lunch”, tidak ada makan siang gratis. Tidak ada sesuatu yang benar-benar gratis selama kapitalisme yang berkuasa.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *