Opini

Magang: Eksploitasi Peserta Didik Berkedok Pembelajaran

93
×

Magang: Eksploitasi Peserta Didik Berkedok Pembelajaran

Sebarkan artikel ini

Oleh Atik Ummu Umar

Aktivis Muslimah

 

Magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu program belajar sekaligus berlatih bekerja dengan cara langsung pada sebuah perusahaan selama beberapa waktu. Perusahaan yang menerima karyawan magang berhak memberi tugas dan wajib memberi bimbingan selama program. Di mana magang umumnya dilakukan oleh siswa SMK serta mahasiswa di tingkat akhir. Pada beberapa bidang studi, magang termasuk salah satu mata kuliah wajib yang akan memengaruhi nilai. Program magang merupakan konsekuensi dari adanya pendidikan vokasi sebagai realisasi dari link and match dunia pendidikan dengan dunia usaha/industri.

Dikabarkan melalui TEMPO.CO ( 9/10/2024), Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, mengungkapkan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) rentan menjadi modus eksploitasi pekerja anak. Ai menyampaikan banyaknya aduan mengenai pelanggaran dari perusahaan yang memanfaatkan program PKL untuk mempekerjakan anak diluar kapasitas mereka. KPAI mengkritisi program PKL yang harusnya merupakan program untuk mengenal dan memahami budaya kerja, bukan untuk dipekerjakan oleh penyedia lapangan kerja.

Ai mencontohkan suatu pelanggaran di tahun 2022 di sebuah hotel bintang 4 di kawasan Bekasi, Jawa Barat yang memanfaatkan program PKL. Diguga pihak manajemen hotel mempekerjakan anak-anak SMK dengan jadwal kerja 5 hari kerja ditambah 2 hari dengan jam kerja 13-15 jam sehari . Sayangnya aduan tesebut hanya berakhir dengan dikeluarkannya SP3 oleh kepolisian tidak lanjut ke proses hukum selanjutnya.

PKL yang memiliki tujuan sebagai sarana pembelajaran dan implementasi penerapan ilmu yang telah didapatkan di bangku sekolah. Kenyataannya malah dijadikan ajang mempekerjakan seseorang bahkan secara overtime tanpa gaji karena dianggap sebatas magang.

Pendidikan dalam Genggaman Sekuler Kapitalisme

Dalam sekuler kapitalisme, kurikulum pendidikannya tidaklah memiliki visi misi mencetak pemikir yang mampu mandiri memenuhi urusan pribadinya dan mampu mengurai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Mental yang dibentuk sistem ini pun adalah mental pekerja bukan mental pemikir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *