Oleh : Anna Ummu Maryam
Pegiat Literasi Peduli Negeri
Sebanyak 22.000 kepala keluarga (KK) di Jawa Barat (Jabar) belum teraliri listrik. Jika memenangi Pilkada Jabar 2024, calon gubernur (cagub) Jawa Barat (Jabar) nomor urut 4 Dedi Mulyadi menargetkan dalam dua tahun pemerintahannya seluruh warga Jawa Barat akan mendapat aliran listrik.
Dedi menyampaikan hal itu saat menanggapi pertanyaan panelis dalam debat Pilkada Jabar 2024, Sabtu (Berita Satu.com, 23/11/2024).
Aktifitas pilkada dijadikan sebagai ajang untuk mengambil simpati dan pengaruh para paslon agar dapat dipilih. Mereka mengerahkan berbagai upaya dengan berbagai macam bentuknya, dari mulai makan bersama hingga pemberian bantuan berupa makanan pokok atau bantuan lainnya.
Namun yang menjadi perhatian adalah bagaimana para calon belum dapat menjawab dengan kongkrit permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dan sepertinya ada upaya hanya berupa eforia namun jauh dari pencerdasan dan jawaban dalam menyelesaikan masalah.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu, mengatakan sampai triwulan I 2024 masih ada 112 desa/kelurahan yang belum teraliri listrik. Jumlah ini turun dari akhir 2023 yang masih sebanyak 140 desa/kelurahan yang semuanya terletak di Papua belum mendapat aliran listrik.
“Sampai dengan Triwulan I 2024, Ditjen Ketenagalistrikan telah menetapkan daerah belum berlistrik sebanyak 0,13 persen, 112 desa/kelurahan,” katanya, saat dihubungi Tirto, Senin (Tito.id, 10/6/2024).
Terjawab sudah bahwa pemerintah sebenarnya masih banyak memiliki tugas yang belum tuntas dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.
Sistem Kapitalis Biang Kesulitan Listrik
Permasalahan tidak meratanya pelayanan listrik pada setiap daerah sebenarnya telah terjadi berpuluh tahun dan hingga saat ini juga belum terselesaikan dengan tuntas. Tentu kita bertanya, mengapa hal ini belum dapat dituntaskan dan sampai kapan hal ini akan terselesaikan?.
Permasalahan ini tidak akan pernah tuntas dalam sistem kapitalis ini karena sistem ini bukan hadir sebagai solusi atas permasalahan manusia namun sistem ini adalah sebuah pengaturan yang dijadikan sebagai alat bagi para kapitalis dalam memberikan keuntungan
Sistem ini memberikan kebebasan pada manusia dalam memiliki apapun selama mereka memiliki dana untuk membelinya. Sistem kapitalis ini tidak ada pengaturan barang apa saja yang boleh dimiliki maka wajar kita dapati saat ini bahwa orang kaya bahkan dapat membeli apapun hingga bisa membuat negara independen sendiri seandainya mereka sanggup.
Begitupun dengan pemakaian dan pengadaan listrik. Orang kaya bebas menggunakan listrik dengan kapasitas besar pada rumah mereka hingga industri yang mereka gunakan. Dan hal tersebut benar-benar disediakan dengan baik karena telah dibayar.